"Maukah kamu berterus terang siapakah lelaki idaman itu, putriku?" Dirinya mengajukan pertanyaan, tetapi ia yakin puterinya tidak akan menjawab. Maka dibiarkan puterinya memandang lantai, membiarkan angannya menembus batas waktu dan ruang karena sebagai ibu dirinya juga sangat pedih manakala harus menerima kenyataan menjadi istri dari orang yang bukan menjadi pilihan hatinya.
Rayung Wulan hanya pasrah ketika para perias melepaskan bajunya dan mengganti dengan baju pengantin yang sudah disiapkan. Warna kulitnya yang sepadan dengan bunga cempaka dipadukannya hingga sangat serasi. tidak lupa para perias  membawa pula beraneka kembang untuk menambah wewangian tubuhnya.
Rayung Wulan ingin memberontak, lari dari kenyataan yang sekarang ada di hadapnnya. Kemudian menemukan dan menumpahkan seluruh rindu untuk kekasihnya.
(Pati, 14 Oktober 2020)