Harusnya sebagai bangsa besar kita bangga dengan adanya falsafah yang agamis. Kalaupun tema yang diusung oleh ILC pada malam itu kalau boleh dianggap hanyalah sensasi atau lucu-lucuan tingkat tinggi.
Jauh hari, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU DIY mengeluarkan fatwa haram menonton tayangan Indonesia Lawyer Club, Detik News. Karena menganggapo tayangan ini hanya membenturkan masyarakat yang mempunyai pandangan yang berbeda. Namun hal ini ditolak oleh manajemen IlC dengan alasan bahwa konsep mereka telah berimbang dengan fakta yang hidup dimasyarakat.
Acara yang sejenis dengan ILC pun banyak dan mereka juga mengangkat tema-tema yang sedang trending, namun mengapa tidak begitu mendapat nada begitu miring seperti yang dibawakan Karni Ilyas. Sebut saja Mata Najwa, atau Rossi acara yang berkonten talk show juga mengangkat masalah kekinian.Â
Hanya saja ada pembeda, ILC lebih banyak mengangkat tema yang selalu berseberangan dengan pemerintah. Kemudian narasumber yang dihadirkan pun seolah-olah orang yang selalu mengkitik kebijakan-kebijakan negara. Ambil contoh saja narasumber yang selalu hadir meskipun hanya sebagai penonton Rocky Gerung.Â
Sang Dosen ini adalah narasumber yang selalu melontarkan statemen kontroversial, namun anehnya selalu dianggap sebagai trending yang dapat menghidupkan rating. Atau kadang kala IlC menampilkan sosok yang lagi menjadi sorotan semisal Tokoh Sunda Empire.
Namun kadang-kadang masyarakat menjadi heran juga, jika memang benar ILC suda menyiarkan acaranya berimbang pernahkan sekali-kali mengangkat yang sedang menjadi isu hangat di masyarakat Indonesia.Â
Kurang hangat apa berita tentang banjir yang sedang terjadi di Jakarta. Dari bulan Januari hingga Februari sudah terjadi lima kali dan membawa korban baik harta maupun nyawa.
Atau mundur jauh sekali isu Lapindo belum sekalipun Karni Ilyas mengupas ke tengah acaranya meskipun hanya pengantar di akhir tayangan atau mengulasnya secara acak tidak sungguh-sungguh.Â
Sehingga penonton pun tahu kalau memang Bang Karni sudah ada niat menampilkan berita kemalangan, namun saya pun sudah mahfum dengan hal satu ini. Berbenturan dengan pemilik. Hehehehehe....
Atau ambil saja trend di Jakarta lainnya yang sedang viral, tentang renovasi TIM. Mengapa harus direnovasi? Tentunya karena sudah saatnya direnovasi. Tetapi mengapa para seniman di sana meradang? Semoga tayangan ke depan ada sedikit bersinggungan dengan kebijakan Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta. Bagaimana Bang Karni?
(Wassalam, Pati, 21 Februari 2020) Â