Kemudian, masih ingat dengan tayangan kelompok boneka yang tayang tiap minggu serasa tanpa lengkap jika tidak menyaksikannya? Pasti ingat, Si Unyil.Â
Tokoh anak-anak yang hadir petama kali pada tahun 1981 seolah tidak ingin lepas dari tayangan televisi, kemudian akan terabahak-bahak dengan tokoh unyil yang "ngerjain" Pak Raden, atau akan gemas ketika melihat kemalasan Pak Ogah. Begitu melegendanya tayangan ini. Bahkan sampai saat ini pun masih ditayangkann oleh stasiun televisi swasta dalam format lain.
Atau acara-lainnya yang masih hidup di benak kita, semisal Gemar Menggambar dengan pembawa acaranya Pak Tino Sidin dengan topinya yang khas, dan kata-katanya yang selalu membangkitkan semangat anak untuk selalu menggambar. Seolah-olah ketika ada acara itu semua anak bisa menggambar meskipun bentuknya lucu-lucu.
Berpacu dalam Melodi, dengan hostnya yang terkenal Koes Hendratmo, Aneka Ria Safari dengan Edy Sud-nya. Bahkan pernah booming juga acara pencarian bakat penyanyi semacam Asia Bagus, yang menelorkan penyanyi AB Three, Kris Dayanti
Acara lokal pun tidak ketinggalan semacam ketoprak dari TVRI Yogyakarta, ludruk dari TVRI Surabaya, keroncong atau lawak Srimulat, seolah-olah berlomba mengisi acara dengan kekhasan dan penampilan yang prima. Mungkin karena hanya ada satu stasiun tidak ada saingan maka begitu hidup acara itu.
Acara drama yang sangat baik pada masanya mungkin hingga kini yaitu ACI. Aku Cinta Indonesia, judul yang disesuaikan dengan tokoh utamanya Amir, Cici, dan Ito.Â
Drama remaja dengan usia seragam biru putih atau sekitar usia anak SMP yang mengembangkan nilai-nilai kepribadian tanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerjasama, toleransi, saling menghargai, sikap bersaing sehat dan sportif.Â
Tentu saja era 1985 an akan berbeda dengan zaman sekarang sangat berbeda namun nilai-nilai yang disisipkan tidak pernah pudar. Selain produk-produk dalam negeri, TVRI pernah mempunyai tayangan impor yang melegenda yaitu Oshin.
Selain siaran impor acara drama, TVRI pernah pula menyiarkan acara olah raga impor. Antara lain liga Bundesliga yang tayang pada tahun 2004. Atau liga Italia pada tahun 2013. Dan kini pun publik pencinta sepak bola bisa amenikmati liga Inggris di stasiun TV nasional.Â
Selain itu tayangan semacam Discovery, sebagai tayangan pegetahuan lebih murah dibeli hak siarnya dibanding harus melakukan pengambilan gambar di tempat yang masih liar. Semisal di pedalaman Kalimantan, atau di papua, tentunya cost akan lebih mahal.
Kalau para dalang bilang tontonan bukan hanya sekadar manggut-manggut, berjoget, dapat meneteskan air mata, membuat gelak tawa penontonnya, terkesima dengan penampilan artisnya bahkan ikut menyanyi. Ada yang lebih penting dari semuanya. Acara di televisi hendaknya bisa menjadi tuntunan. ... Wassalam.