Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kangenku Sudah Menjadi Abu

13 Januari 2020   08:05 Diperbarui: 13 Januari 2020   08:15 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasratmu masih tersimpan rapi di peraduan
tak ada yang mampu mengusik  terlebih menyingkirkan
semua masih seperti mula ketika kau memintaku
menjaganya karena suatu saat akan diambil
begitu katamu

dari bulan kabangan hinga gerhana silih bersaji
tak ada asa menengok apa yang kau tinggal
hanya kata demi kata tersusun
bara demi bara dinyalakan agar berani menjamahnya
ternyata katamu lebih perkasa dari perintah raja

sehitam jelaga pada tiap detik menunggu
hadirmu kapan mengambil tuahmu
namun hanya luka  berbalut darah mongering
hingga saatnya kau beruluk salam

pada akhirnya aku harus mengalah
membiarkan hasratmu membakar kangenku
yang sudah menjadi puingpuing kemarahan
selanjutnya terbang bersama buih buih udara  

(Pati, 12 Januari 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun