Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Bermain Mata? Katanya sih, Sudah Lama

7 Januari 2020   19:57 Diperbarui: 7 Januari 2020   20:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pers harus seimbang, pers harus jujur, pers tidak memihak, pers tajam dan terpercaya mungkin masih banyak lagi slogan-slogan yang sering didengar ataupun dibaca oleh masyarakat. Sedemikian tinggi sebenarnya harapan yang dibebankan kepada pers agar masyarakat betul-betul dapat menerima berita yang sesuai dengan kondisi real.

Tentu saja harapan agar mendapat berita terbaru akan selalu berganti tiap hari, tiap jam, tiap menit bahkan tiap detik.  Dengan demikian kerja insan pers pun semakin tinggi untuk memenuhi semua tuntutan itu.

Tingginya tuntutan kepada insan pers agar selalu tampil dengan berita terbaru membuat insan pers pastilah mengharapakan juga imbalan tinggi yang diterima.

Namun sayangnya satu media-media cetak-dengan media cetak lainnya akan berbeda, media televisi satu dengan lainnya akan berbeda, media dengan basis dotcom atau internet juga berbeda. Perbedaan-perbedaan itu kadang-kadang juga menyebabkan mutu pemberitaan akan berbeda lagi.  

Pembaca berita yang selalu mengikuti berita terkini akan selalu membuka laman berita dari sumber media online. Atau paling tidak akan mengikuti berita dari media twitter, dari situ saya bisa menerima berita ter-"up date".

Namun pada pada tanggal 5 Januari 2020 media sosial dibuat sedikit heboh dengan dimuatnya suatu judul berita yang hampir sama dari beberapa media online. Dan tentu saja isinya pun juga hampir sama. Apakah tidak boleh?

Tentu sah-sah saja untuk  memberitakan suatu kejadian dan tempat yang sama. Tentu saja akan lebih mengayakan pengetahuan pembaca jika dipandang dari sudut yang berbeda-beda.

Jika pun berita yang datangnya dari suatu humas penjabat pemerintah atau swasta pastilah sudah disiapkan sudut pandang yang sedikit berbeda meskipun beritanya setali tiga uang, sama saja.

Namun jika suatu berita sudah sama dan isinya pun berbeda dengan fakta yang terjadi, pastilah public akan bertanya-tanya ada apa dengan media ini. Pasti ada apa-apanya.

Jikalau masih ingat peristiwa hoax Ratna Sarompaet kemudian Tompi yang membuka kenyataan sesungguhnya maka kejadian yang lebih sama ada yang berani menyatakan kalau berita itu diduga kuat adanya suatu permintaan dengan imbalan yang sangat besar.

Rudi Valinka dengan @kurawa yang membuka pertama kali jika ada peristiwa penduplikasian berita atau persamaan berita pada tanggal 5 Januari 2020 itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun