Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Peristiwa Banjir hingga Bisik-bisik Pemakzulan Gubernur

3 Januari 2020   21:47 Diperbarui: 3 Januari 2020   21:54 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : mediariau.com

Banjir memang menjadi masalah utama di kota Jakarta, selain kemacetan, dan polusi. Namun pada awal tahun 2020 yang menjadi pusat perahatian adalah banjir yang demikian cepat merendam pemukiman, menghanyutkan mobil-mobil, dan memutus rantai kesibukan penduduknya, paling tidak tanggal 1 dan 2 Januari 2020. Korban nyawa pun tidak terhindarkan, menurut BNPB 16 orang meninggal akibat banjir di Jabodetabek, 8 di antaranya di Jakarta.

Tanggap kebencanaan sebenarnya sudah ada pada masyarakat Indonesia, terlebih bagi pejabat-pejabatnya. Anggaran-anggaran tidak sedikit yang disediakan oleh pemerintah setempat memang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sebagai perbandingan APBD Surabaya pada tahun 2019  adalah 9,5 Triliun sementara APBD Jakarta 89 Triliun.

Jika Jakarta untuk banjir saja dianggarkan 4,5 T dengan APBD perubahan dikurangi 400 T artinya ada dana 4,1 Triliun. Suatu perbandingan yang besar dengan Surabaya jika sama-sama mengalokasikan 5% saja dana APBDnya untuk masalah banjir.

Konon kabar, pengurangan dana untuk penanganan banjir dikarenakan Jakarta mempunyai rencana besar untuk mengadakan Formula E di bawah FIA. Atau lebih mudahnya saya sebutkan balapan mobil dengan  tenaga listrik.

Balapan tersebut menurut rencana akan diadakan pada bulan Juni 2020 dengan lokasi Monas dan sekitarnya, yang ditargetkan dapat memaksimalkan pendapatan masyarakat Jakarta sekitar dan sepadan tentunya dengan modal yang digunakan untuk penyelenggaraan 1.3 Triliun.

Tingkatan fokus yang berbeda antara Surabaya, Sumetara Barat, Semarang, Jawa Barat, dan Jakarta pada penanganan banjir menjadi hal yang krusial. Meskipun ada banjir namun secara nasional akibat jelek yang ditimbulkannya tidak separah yang terjadi di Jakarta. Karena pemimpin di Surabaya, Semarang, Jawa Barat sudah jauh hari mempersiapkan dampak terburuk yang akan terjadi jika cuaca ekstrem pada musin penghujan.    

Bisa juga dikatakan banjir ini adalah terburuk yang melanda Jakarta sejak 2013 selain kurban nyawa, pengungsi yang tersebar di Jakarta Pusat 310 orang, Jakarta Utara 1.515 orang, Jakarta Barat 10.686 orang, Jakarta Timur 13.516, dan Jakarta Selatan 5.305 (berabagi sumber). Itu pun belum  terhitung jumlahnya yang masih di rumah-rumah.

Jika alasan curah hujan yang tinggi itu pun memang bisa dipahami. Bahkan harus bersyukur ke hadirat Tuhan karena dari hujanlah disemai kebaikan, tanaman sebagai penguat kehidupan bisa tumbuh dengan subur. Siklus kehidupan tetap berjalan seperti sunatulloh.

Melihat kerusakan yang demikian merata di seluruh Ibu Kota ini tidak urung presiden Jokowi pun memberikan arahan-arahan kepada  daerah-daerah  yang terkena bencana banjir, terlebih Jakarta yang terkena dampak yang paling serius.

Arahan itu pernah saya tulis di blog Kompasiana dengan judul "Gubernur DKI Tolong, Dong, Dengarkan Arahan Presdiden" Namun arahan itu belum terealisasi berseliweran berita jika Jokowi pagi pagi sudah meninjau salah satu rumah pompa air waduk Pluit di Muara Baru. Anggap saja suatu percepatan penolongan masyarakat yang sedang mengalami kesusahan, Itu saja.

Apakah ini suatau tindakan berlebihan atau "kegemesan" terhadap penangananan yang sangat lamban terhadap bencana hingga ada pemikiran akan ada pemakzulan oleh DPRD.

Tidak kurang dari petisi suara netizen lebih dari 300.000 yang menginginkan Anies Mundur, bahkan tidak kurangi penilaian tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)  Petrus Salestinus menyatakan, "Banjir yang melanda Jakarta bisa membuat public muak terhadap kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan. Kemarahan public itu akan berbuah krisis kepercayaan yang meluas.

Bahkan akan berakhir dengan gerakan pemakzulan Anies Baswedan dari kursi gubernur DKI Jakarta melalui pernyataan pendapat atau hak anket DPRD Jakarta." Entah jadi atau tidaknya pemakzulan itu diserahkan kembali kepada para wakil rakyat yang ada di DKI sendiri.

Baik yang mendukung dengan tindakan gubernur Anies ataupun yang sangat "gemes" dengan kebijakannya, sudah jamaknya tidak menempatkan Hare Psychopathy Cheklist, yang dikembangkan oleh Robert Hare asal Kanada pada tahun 1970 an (Teras, Id) sebagai penghakiman untuk lainnya, antara lain, diagnosis tidak menempatkan diri sebagai seseorang yang selalu berpenampilan palsu atau dangkal yang dapat menipu orang lain dengan tindakan-tindakan seolah-olah selalu baik ada pada dirinya. Orang di luar dirinya adalah sebagai spektrum yang belum lengkap dan tidak sempurna sehingga pendapatnya belum setara dengan dirinya.

Kedua adalah, pembohong patologis yang sangat mudah berbohong tanpa alasan dan tanpa tanpa merasa bersalah.

Ucapan-ucapan yang dikeluarkan hanyalah penutup dari niat lain yang ada pada hati dan pikiran. Kadang-kadang ucapan-ucapan yang disampaikan berupa data-data dan fakta-fakta yang memang ada namun bukan untuk menguatkan keadaan sesusungguhnya namun lebih mendekati maksud-maksud tersembunyi yang orang lain sendiri tidak mudah untuk mendeteksinya. Karena begitu kuatnya argument-argumen yang diberikan.

Ketiga adalah, tidak memiliki rasa penyesalan atau bersalah. Pada umumnya manusia normal rasa empati dan simpati akan bersanding erat bahkan saling mengisi.

Pada peristiwa banjir di jakarta  siapa pun orang yang melihat dari salah satu bagaian saja akan trenyuh ketika memandang ada seorang nenek yang harus naik bubungan rumah dan memperbaiki genting, atau akan sangat berduka ketika melihat orang lain harus meregang nyawa karena arus listrik.

Atau derita-derita lain yang sempat disaksikan di berbagai media. Mungkin empati dan simpati sedang pergi ketika melihat semua penderitaan masih sempat berswafoto.  

Dan masih ada ciri-ciri lain Robert Hare yang tidak bisa saya tulis seluruhnya. Saya tidak bermaksud apa-apa hanya beropini, agar tidak ada yang merasa paling benar.

Kemudian seluruh komponen bangsa bergandeng tangan memperbaiki yang terlanjur kena musibah. Selanjutnya dapat mengantisipasi agar peristiwa ini tidak terulang lagi di masa datang.

wassalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun