Pagi-pagi anak-anak suaranya sudah seperti burung betet yang minta makan. Cuwit-cuwit tidak minta sarapan tetapi ingin piknik lagi. Kemarin sudah Jepara, setelah di Pati terus minta mancing, hari ini merengek  ingin jalan-jalan lagi. Dan saya sendiri, masih siap kalau hanya wisata tipis-tipis. Dan destinasi wisata yang paling cocok adalah di daerah pegunungan saja. Kemarin sudah ke pantai, sangat kontras kalau ke tempat yang berudara sejuk. Di jolong saja pikirku, tempat yang tidak begitu jauh hanya 90 menit. Dari Gabus, Pati  ke barat laut sekitar 40 km di daerah Gembong di lereng gunung Muria.
Menikmati wisata bukanlah tujuannya yang bisa jadi patokan senang atau kecewa, tetapi menikmati tiap detik waktu yang dihabiskan menikmati setiap jengkal tempat yang kita jadikan tujuan agar kesenangan dari berwisata bisa maksimal. Kira-kira waktu yang akan kita habiskan adalah tujuh jam dengan asumsi berangkat jam 10.00 dan sampai di rumah jam 17.00. karena waktu yang di pakai untuk perjalanan 180 menit atau tiga jam.Â
Sementara untuk menikmati tempat wisata empat jam. Rencana harus selalu ada meskipun piknik tipis-tipis. Dan tugas saya sebagai supir, penanggung jawab perjalanan, penanggung anggaran adalah sang istri, anak-anak tukang tepuk surai yang menjadi subyek wisata. Masing-masing mempunyai peran dengan tujuan tidak ada yang sedih.
Jolong tampang mendung dan berkabut jika dilihat dari kota Pati. Perjalanan dengan tujuan menghilangkan kegundahan dengan menikmati kuasa Tuhan adalah sangat menyenangkan. Jalan yang hanya pas untuk satu mobil ukuran kijang jadi bisa dibayangkan tiba-tiba berpapasan dengan mobil lain.Â
Mungkin lima tahun lalu harus mengalah dengan menyingkir dan salah satu mobil baru bisa lewat. Dan pagi ini tidak lagi, mobil dari dua arah bisa berjalan meskipun harus pelan ketika berpapasan. jalan sudah beraspal hotmix, mulus sangat membantu perjalanan. Meskipun jalan tetap sama lebarnya karena tidak memungkinkan melebarkannya karena kanan atau kiri jalan adalah jurang.
....
enak....enak...enak... naaaak.
suka...suka....suka...kaaaaaa.
happy...happy...happy...piiii.
....
Dan seterusnya, dan setiap orang di mobil harus mencari kata baru dan tidak boleh mengulang. Begitulah, sehingga tape mobil tidak di on-kan.
Rerata petugas yang ada di sini adalah masyarakat sekitar, atau pegawai perkebunan wilayah XIX pati. Karena memang wisata jolong mulanya adalah perkebunan yang pada awalnya adalah perkebunan kopi yang berada di lembah gunung Muria bagian utara, dan kecamatan Gembong.Â
Bekas pabrik pengolahan kopi yang dulu pernah jaya peninggalan Belanda masih kokoh berdiri dan beberpa bangunan kuno yang berfugsi sebagai tempat tamu penjabat yang tidak kalah uniknya masih terpelihara dengan sangat baik.Â
Sekeliling bangunan itu ada lapangan tenis dan kolam renang anak-anak.
"Renaaang..." teriak anak-anak ketika sampai di smaping lapangan tenis yang juga dijadikan wahana outbond anak-anak. Rasanya tidak afdol kalau ke Jolong tidak menikmati kopi khasnya dengan cemilan telo goreng, pisang goreng, dan tempe goreng.Â
Siang jam 13.00, namun tidak terasa karena terbantu dengan musim hujan yang belum hujan di sini. Sehingga menikmati anak-anak yang bermain air seolah-olah membayangkan saat masa kecil bermain air di umbul Ponggok kala masih kecil.
Destinasi lain yang diinginkan anak-anak adalah naik mobil jeep jelajah perkebunan yang memang disediakan oleh pihak perkebunan dengan biaya satu mobil Rp300.000. Haduh beginilah anak-anak, saya nasihati saja  besuk kalau ada waktu yang lebih lama. Sebenarnya masih saja anak-anak merengek namun orang tua tidak akan kehilangan akal untuk mengalihkan perhatiannya.Â
Saya ajak mereka ke kolam ikan yang bisa membersihakan kotoran di kaki. Setelah melihat sendiri orang-orang yang memasukkan kakinya ke kolam kemudian ada yang tertawa geli karena dikerubungi oleh ikan-ikan, anak-anak pun ikut geli dan keberanian yang ada sedikit demi sedikit hilang. Malah mereka berlari menjauh dari kolam ikan. Orang tua dilawan, pikirku hehehehehe... .
Memang memang menguntungkan saya kira, karena untuk masuk ke taman ini pengunjung harus membayar lagi Rp.5000. jadi untuk masuk ke lokasi harus mengeluarkan uang Rp.10.000 masuk ke outbond anak Rp.5000.Â
Jadi total biaya untuk tiket adalah Rp.20.000. standardlah. Berkeliling, nyemil, berswafoto, semuanya sudah kita pun segera menuju ke parkiran untuk pulang agar tidak bertemu gelap di tengah jalan, sebisa-bisanya keluar dari Jolong masih ada sinar matahari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H