Jika permainan tidak saling ngotot, alhasil permainan akan menjemukan, karena permainan akan berada di daerah Indonesia. Tetapi dengan memperagakan permainan bertahan yang mengandalkan tusukan sayap dari Fadil yang sangat tajam pastilah tim Singapura pun akan berpikir ulang jika selalu menyerang.
Dan memang terbukti, tusukan dari Fadil yang keras yang kemudian menendang bola dengan keras hanya saja masih membentur tiang gawang. Menit-menit pertandingan  mendekati akhir rupanya darah muda pemaian muda kita terpancing emosi untuk melakukan tindakan kekerasan. Sehingga oficial dan staf pelatih harus meyiapkan pemainnya agar tidak terpancing dengan hal-hal yang merugikan tim
Suatu pekerjaan rumah yang tiap tahunnya harusnya lebih kecil, bukan sama tiap tahunnya bahkan lebih berat. Artinya PR itu tdak lagi menyangkut hal dasar seperti teknik, namun sudah kepada suatu manajemen permainan. Permainan yang sangat memperhatikan kemenangan, itu saja.
Tidak pentinglah bermain dengan indah, jika hanya berakhir dengan kekalahan. Atau bermain dengan teknik tinggi jika berakhir dengan menunduk malu.
Tentunya semua orang tidak menginginkan hanya menang, kalau bisa dengan bermain yang indah, kalau bisa lagi bermain indah dengan teknik yang tinggi. Memang itulah sifat dasar manusia ingin lebih segalanya.
Namun jika menyaksikan pertandingan tadi antara tim Indonesia dan tim Singapura. Semangat yang tinggi dan determinasi dari seorang Sadil lebih mendominasi. Jadi gol yang tercipta memang dari proses ledakan-ledakan kecerdasan individu. Bukan dari suatu skema permainan yang mencirikan tim mapan.
Dengan kemenangan 2-0, yang artinya Tim Garuda memiliki nilai enam, suatu modal yang sangat berharga untuk lolos ke fase gugur. Masih ada pertandingan tiga kali, jika tim Garuda bisa menyapu kemenangan, dipastikan lolos.
Paling tidak bermain tidak terkalahkan pada sisa grup juga akan membuat Tim Garuda lolos. Pelatih pun bisa merotasi pemain di tiap pertandingan tersisa. Kecuali ketika bertemu dengan Vietnam strategi  sangat khusus dan pemain yang sesuai skema harus lebih diutamakan.
Ketika bertemu dengan tim Vietnam yang sementara menjadi juara grup dengan nilai 6 sama dengan Indonesia, namun tim sepak bola Vietnam  menang dalam selisih gol, tim Garuda lebih mempunyai pengalaman lebih baik.
Pengalaman menundukkan tim yang mengandalkan permainan terbuka. Karena memang begitu ciri khas pemain belia Indonesia ingin selalu bermain terbuka dan menendang bola langsung mengarah ke gawang lawan.
Paling tidak bermainlah untuk selalu menang dengan memperhatikan kekuatan diri sendiri dan lawan. Beramain untuk menang akan menjadi rumus jika pemain sudah memiliki filosofi sepak bola indonesia. Tetapi yang mana? Yang jelas apapun bentuknya, aku selalu padamu. Bravo sepak bola Indonesia!
(Pati, 28 Nopember 2019)