Yaitu cara makan yang mendahulukan bagian luar dan menyisakan bagian tengahnya yang akan dihabiskan paling akhir.  Karena yang menjadi tuan rumah juga seorang kyai maka langsung sang Kyai turun dari lincak semacam dipan dari bambu tempat mereka  makan bersama, karena Kyai tahu dihadapannya adalah seorang ksatria surakarta yang kelak menjadi Raja. Karena hanya orang setingkat ksatria sajalah yang mempunyai cara makan yang menggambarkan garis perjuangan hidupnya. Rupanya Raden Said mengetahui kejadian ini. Hanya saja ia berpesan kepada Kyai agar menyembunyikan jati dirinya yang sedang bergerilya melawan VOC.
Kembali Ke Jokowi , beliau tidak sedang berperang namun sedang membangun. Ia utamakan dulu Indonesia bagian luar, Papua, Kalimantan, Nusa Tenggara hingga Sumatera. Sesuai dengan yang dilakukan Raden Mas Said meghabiskan hidangan dari luarnya. Kemudian akan membangun pusat dari pembangunan yaitu, yaitu manusianya sendiri. Jokowi  orang nomor satu  di Indonesia memanglah bukan raja. Bukan pula seorang diktator namun seseorang yang sudah mendapatkan amanat  lewat suara mayoritas.Â
Sehingga Bapak tidak perlu ragu-ragu melaksanakan garis-kebijaksanaan sesuai dengan janji saat kampanye. Memang dalam menjalankan roda pemerintahan seperti bermain musik.  Maka ritme-ritme yang dimainkan akan banyak dipengaruhi oleh instrumen musik yang ada pada sekitar Jokowi. Dan ritme musik yang dimainkan adalah jenis musik yang disukai Bapak sendiri, yaitu musik  cadas. Mainkan saja Bapak.  Let's get the rock....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H