Kemudian lagu Kebo Giro terdengar tidak lupa pranotocoro fasih mengantarkan pertemuan temanten dengan acara sakral seperti menginjak telur, membasuh kaki laki-laki ke kaki perempuan. Setelah selesai diantarkanlah mempelai ke kursi pelaminan oleh kedua orang tua mempelai laki-laki maupun perempuan.
Di pelaminan kedua mempelai harus melakukan acara bobot timbang yang melambangkan kasih sayang kedua orang tua adalah sama tidak membeda-bedakan antara mantu dan dan anak sendiri. Setelah itu dilanjut sungkeman.
Acara keagamaan tidak lupa, pembacaan ayat Al-quran dilanjutkan doa. Setelah itu bergantian hiburan disuguhkan dari musik sampai tarian jawa -Gambyong, merak- sangat acaranya apalagi ada sesi poto untuk keluarga dan kenalan.Â
Tidak terasa 120 menit baru dihidangkan sop, dilanjut nasi, jam 11.45. Hampir tiga jam saya duduk untuk. Suatu resepsi. Bukan untuk membuang waktu hanya ingin menjadi bagian dari tradisi yang masih terjaga hingga kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H