Namamu mengingatkanku diantara huruf Hijaiyah
Itulah doa orang tuamu,
menjadi bijak dalam tiap langkah.
Kaulah sosok teduh
yang merangkul,
tak mudah  mengeluh
menjadi bibit unggul.
Kala masih di SMP
 kau tempa diri di organisasi
kala dewasa kau dirikan PMII
Kau jadi guru
yang digugu,
jadi wartawan
yang membawa kejujuran.
Telah lama kau bernaung di bawah bendera kakbah
pemegang kendali
pemantik aksi.
Di hadapan rakyat
Kau gagah berdaulat,
di hadapan lawan kau kuat.
Kaulah menteri investasi
di era Presiden BJ Habibie,
kaulah wakil ketua DPR RI,
Menko Kesra  yang dihormati
di era Gus Dur Presiden RI,
Kaulah Wapres RI
di era Megawati Soekarnoputri
Karirmu sukses       Â
kau membawa nama tempat
lahirmu di kancah Nasional Â
memancing mereka ingin sukses
mengikuti jejakmu yang tepat.
Padamu, bangsa ini mengenal.
RS Â Gatot Subroto Jakarta Pusat Â
menjadi saksi kau di  rawat  Â
malaikat  maut mendekat
tepat hari ke empat
tanggal dua empat
bulan tiga tambah empat
tahun dua ribu dua empat
usia delapan empat
menjadi penghujung akhir hayat.
Kau telah menjadi mayat
orang-orang pun banyak melayat.
Sungguh kepergianmu
menyisakan duka mendalam
bagi keluarga,
saudara,
tokoh ternama,
hingga pejabat negara.
Dua puluh lima Juli
hingga dua puluh tujuh Juli
menjadi Hari Berkabung Nasional,
pemimpin-pemimpin bangsa ini
kibarkan bendera setengah tiang
wujud penghormatan padamu
wujud mengenang rekam jejakmu.
Cisarua Bogor
menjadi peristirahatan terakhirmu
namamu tetap tersohor
karena sosok baikmu.
( Jumat, 26 Juli 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H