Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi). Peringkat 100 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdoa dalam Sudut Pandang Guru Saya, KH Ahmad Bukhori al Bakalany

14 Juli 2024   21:29 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber Gambar: Muslim.or.id

(Kalau menurut nasehatnya Mbah Kiai Cholil,  siapa orangnya mau menghidup-hidupkan waktu lima yang disebutkan dalam hadis tersebut, maka akan diberikan hati yang hidup disaat hatinya orang-orang mati).


Mbah Yai Cholil yang dimaksud disini adalah KH Ahmad Cholil Bakalan Kalinyamatan Jepara, bukannya KH Cholil Bangkalan Madura.


Guru saya, KH Ahmad Bukhori al Bakalany menjelaskan bahwa yang dimaksud hati yang hidup dalam maqolah Mbah Yai Cholil di atas adalah tidak mudah bingung dalam menghadapi kehidupan.


Adapun cara menghidupkan lima waktu mulia di atas sebagaimana yang pernah disampaikan oleh KH Ahmad Cholil adalah dengan tidak tidur mulai waktu Maghrib sampai jam 12 malam atau minimal pada lima waktu mulia itu mengerjakan salat Isya dan Subuh berjamaah.

Menurut Guru saya, KH Ahmad Bukhori al Bakalany, hakikat berdoa adalah mengakui jika Allah punya kekuatan, kita sebagai manusia sifatnya lemah.
Disamping itu, guru saya juga pernah menyampaikan maqolah yang terlahir dari pikiran guru saya pribadi, maqolah itu berbunyi :


Mau berdoa berarti imannya kepada Allah sungguhan, buktinya mau depe-depe (mendekatkan diri) pada Allah mengakui ketuhanannya Allah.


Terkait persoalan adab berdoa, guru saya juga pernah menyampaikan bahwa Ketika berdoa disunahkan mengangkat kedua tangan tingginya sejajar dengan pundak atau bahu. Jangan meletakkan telapak tangan di paha, apalagi sambil memainkan jari atau mengorek-ngorek kuku. Karena itu tandanya tidak serius dalam berdoa.


Ketika kita menjadi imam salat, setelah salat disunahkan menghadap ke arah kanan bukan arah depan sambil membaca wirid-wirid diakhiri dengan berdoa.


Bagi kita yang menjadi makmum atau jamaah dalam   menjawab doanya imam ucapkan aamiin ( alifnya dan mimnya dibaca satu harokat atau dua tekukan hitungan jari) Karena yang mempunyai makna semoga Allah mengabulkan itu lafadz aamiin bukan amin, aamin, atau amiin.


Dan ada satu hal lagi yang pernah disampaikan oleh guru saya terkait doa. Yakni, Kebaikan yang kita lakukan boleh kita jadilkan wasilah ketika berdoa. Contohnya : Ya Allah saya bangun tidur ditengah malam saat mata saya masih ingin terpejam, Saya bergegas menuju kamar mandi untuk bersuci ditengah udara dan air yang dingin, tujuannya tidak lain adalah untuk menghadap kepadaMu, salat tahajud menjalankan perintahMu dan perintah NabiMu, untuk itu dengarkan doa hamba, kabulkan doa hamba.


Demikianlah maqolah dari guru saya, KH Ahmad Bukhori al Bakalany terkdit masalah berdoa. Semoga mencerahkan kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun