Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi). Peringkat 100 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan Wajah

23 Mei 2024   17:34 Diperbarui: 23 Mei 2024   17:41 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tatkala ingatan tak mampu merekam kenangan,
padahal hidup telah banyak melumat kisah
yang mendenguskan nasib kesedihan,
disitulah aroma hujan masuk menembus dinding,                                                 menyelinap melewati celah-celah kamar berpacu dengan tangisan wajah yang bermerah-merah.

Dari kejauhan  suaranya bagai desis ular,    tiba-tiba saja tubuhnya dalam ketakutan yang menjalar.                                                     Dia berteriak ditengah gemuruh guntur,      disaat hujan tak nampak akur.
Seketika jiwanya  didesak kekhawatiran       tak sempat merapikan raut mukanya apalagi mengemasi kesedihannya.


(Grobogan, Kamis, 23 Mei 2024 M /  15 Dzulqoidah 1445 H. Pukul 17.29 WIB).
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun