Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi). Peringkat 100 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masjid Agung Demak Menjadi Guru yang Kaya Nasehat

8 Agustus 2023   23:43 Diperbarui: 8 Agustus 2023   23:57 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi pribadi/ Masjid Agung Demak

*Star Perjalanan*

Aku tak menyangka hari ini bisa menghirup udara segar, beban-beban di pundakku berlari meninggalkanku, letih-letih di persendian kedua kakiku terbang terbawa angin. Hari Rabu ini  aku bisa menikmati liburan bersama suamiku.

Kami sepakat memutuskan jalan-jalan di Masjid Agung Demak, disamping jalan-jalan  kami berniat menyambung silaturahmi dengan dua teman kami ( Hasan dan Silvi). Kebetulan mereka berdua berdomisili di kecamatan Wonosalam sehingga jaraknya dekat dengan Masjid Agung Demak.

Star perjalanan di mulai dari kelahiranku Kronggen, Brati, Grobogan. Kami berangkat pukul 14.30 WIB. Kendati mentari masih axis menebarkan sinar-sinar silau tak menghalau langkah kami. Alhamdulillah kami bisa tiba di Demak pukul 16.00 WIB itu artinya perjalanan kami dari rumah menuju Masjid Agung Demak adalah satu jam lebih setengah. Karena di perjalanan, kami sempat menemui kemacetan karena ada perbaikan jalan.

*Wajah Halaman Luar Dan Buah Bintoro*


Aku takjub karena pemandangan halaman luar Masjid Agung Demak  sekarang lebih terlihat lebih luas dan  menawan.   Disediakannya tempat parkir kendaraan yang terletak di tepi jalan berpaping dan timurnya jalan adalah lapangan alun-alun. Jalan berpaping dulunya adalah jalan raya, tempat berlalu-lalang kendaraan termasuk bis jurusan Semarang-Jepara. Kini jalan itu hanya berfungsi untuk beberapa orang yang ingin  berlari-lari mengelilingi lapangan alun-alun atau sekedar untuk jalan santai .

 Di sekitar halaman luar Masjid Agung Demak ditanami pepohonan buah bintoro. Terhitung ada 23 pohon bentoro. 10 di sisi kiri dan 13 di sisi kanan.

Saya sempat bertanya pada tukang parkir disana tentang buah bintoro. Katanya buahnya itu kalau masih muda  warnanya hijau dan yang sudah tua warnanya merah. Buahnya tidak enak dimakan.   Menurut sebuah penelitian buah bintoro ini biasanya diolah menjadi racun untuk membunuh tikus. Ditanami buah bintoro menurut pandang saya sebagai ikon untuk mengingat sejarah bahwa dulunya kerajaan Demak dikenal dengan nama kerajaan bintoro.

Disamping di tanami buah bintoro,  di tempat ini juga dihiasi lampu taman berbentuk trapesium yang bercabang dan berwarna   merah, putih, biru, kuning, 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun