Mohon tunggu...
Nurul AuliaMijayanti
Nurul AuliaMijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPNVJ Political Science Student

Hi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Kasus Aksi "Mengecor" Kaki di Depan Istana Negara

31 Juli 2022   12:05 Diperbarui: 1 Agustus 2022   15:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANALISIS AKSI MENGECOR KAKI OLEH PETANI DI DEPAN ISTANA NEGARA

22 Maret 2018, sepuluh petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah melakukan aksi 'mengecor' kaki. Para petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah akhirnya berhasil menemui Presiden Jokowi di Istana Negara. Para petani asal Pegunungan Kendeng melakukan aksinya untuk meminta pencabutan izin tambang oleh PT Indocement yang membutuhkan 180 hektar lahan sehingga akan ada sekitar 300 sampai 400 rumah yang digusur karena pembangunan PT Indocement itu. PT Indocement adalah produsen semen terbesar kedua di Indonesia dalam hal pangsa pasar. 

Operasi Indocement tersebar di beberapa pabrik di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan, yang terdiri dari total 13 pabrik. Pabrik Citeureup di Bogor (Jawa Barat) saat ini adalah salah satu pabrik semen terbesar di dunia dan mengoperasikan sembilan pabrik dengan kapasitas desain terpasang tahunan sebesar 11,9 juta ton semen.

Pasalnya aksi 'mengecor' kaki yang dilakukan petani bukan terjadi untuk pertama kalinya namun pada tahun 2016 aksi 'pengecoran' kaki sudah dilakukan petani didepan Istana Negara hasilnya Mahkamah Agung mengabulkan gugatan petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah untuk mencabut izin lingkungan dan penambangan pabrik PT Indocement di sekitar Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. 

Tidak hanya Mahkamah Agung yang mengabulkan gugatan petani tapi Presiden Jokowi juga memerintahkan Kantor Staf Presiden bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan menunda semua izin tambang di Pegunungan Kendeng. Hal yang membuat kecewa para petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah ini adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mengeluarkan izin PT Indocement pada tanggal 23 Febuari 2017.

Dari kasus ini saya dapat menganalisa adanya keinginan para petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah yang melakukan aksi 'mengecor'kaki adalah karena mereka menolak pembangunan pabrik semen dengan lahan yang dibutuhkan hingga 180 hektar. 

Para petani mengibaratkan kaki yang mereka 'cor' adalah masyarakat disekitar Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah yang akan terkena dampak dari pembangunan PT Indocement akan menderita dan sengsara. Karena nantinya pertanian akan hancur, mata air yang sudah tercemar, dan sumber daya alam yang akan habis jika digunakan untuk kegiatan pabrik PT Indocement terus-menerus.

Pendekatan yang digunakan dalam kasus ini adalah pendekatan Institusionalisme Baru. Institusionalisme Baru adalah pendekatan yang meliputi beberapa pendekatan lain, bahkan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Institusionalisme Baru memliki aspek yang beragam dan bervariasi.

Misalnya, Institusionalisme Baru sosiologi, Institusionalisme Baru ekonomi, dan lain sebagainya. Disebut Institusionalisme Baru karena merupakan penyimpangan dari Institusionalisme Lama. Institusionalisme Lama mengupas lembaga-lembaga kenegaraan seperti apa adanya secara statis. 

Sementara Institusionalisme Baru melihat Institusi negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu. Institusionalisme Baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan behaviorlis yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku kelompok besar atau massa, pemerintahan sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan massa itu. 

Institusi adalah oraganisasi yang tertata melalui pola perilaku yang diatur oleh peraturan yang telah diterima sebagai standar. Warga masyrakat menginginkan peraturan-peraturan itu dilaksanakan dan untuk itu membentuk beberapa institusi untuk melaksanakan kepentingan kolektif. Ada bermacam-macam institusi: ada yang membuat peraturan, ada yang melaksanakan peraturan, ada yang memberi hukuman kepada mereka yang melanggar peraturan itu.

Mengapa kasus ini menggunakan pendekatan Institusionalisme Baru? karena dari kasus aksi 'mengecor' kaki petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah ini meliputi bidang ilmu pengetahuan lain seperti sosiologi dan ekonomi. Menggunakan ilmu pengetahuan sosiologi karena dalam kasus  ini terjadinya aksi yang dilakukan dengan cara berdemo kepada Presiden Jokowi karena permohonan pencabutan izin PT Indocement yang akan membangun lahan sebesar 180 hektar di sekitar Pegunungan Kendeng maka dari itu para petani melakukan aksi 'menegcor' kaki sebagai penolakan dengan izin pembangunan pabrik PT Indocement ini. 

Menggunakan ilmu pengetahuan ekonomi karena dalam kasus ini para petani menolak 180 hektar lahan diginakan untuk kegiatan pabrik PT Indocement karena jika lahan digunakan untuk kegiatan penambangan maka saluran air untuk lahan sawah petani akan terganggu dan tercemar karena petani menggunkan lahan sawah sebagai mata pencahariaannya sehari-hari. Petani takut perekonomiannya terganggu jika lahan yang biasa digunakan untuk bertani malah digantikan dengan kegiatan pabrik PT Indocment itu.

Para petani melakukan aksi 'mengcor' kaki mereka di depan Istana Negara karena dilihat dari sudut pandang Pendekatan Institusionalisme Baru institusi negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu. Jadi, para petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah ini mengharapkan instiusi negara seperti Mahkamah Agung dapat memperbaiki tujuan izin yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ganjar Pranowo untuk membangun pabrik penambangan PT Indocement ini segera dicabut karena jika pabrik PT Indocement ini tetap berjalan dikhawatirkan akan membuat para petani menderita.

Aksi 'mengcor' kaki yang dilakukan petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah ini dilihat dari sudut pandang Pendekatan Institusionalisme Baru sebenarnya juga dipicu oleh pendekatan behaviorlis yang melihat politik dan kebijakan publik sebagai hasil dari perilaku kelompok besar atau massa. Aksi 'mengcor' kaki yang dilakukan petani ini adalah perilaku massa dan pemerintah sebagai institusi hanya melihat kegiatan itu lalu, pemerintah membuat kebijakan publik.

Aksi 'mengecor' kaki yang dilakukan petani asal Pegunungan Kendeng, Remabnag, Jawa Tengah di depan Istana Negara ini merupakan suatu aksi yang sangat berbahaya terutama banyak para aktivis yang rata-rata adalah perempuan. Mereka yang ikut berdemo dalam aksi 'mengecor' kaki ini dengan satu tujuan untuk dapat menyelesaikan ketidakadilan yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang justru memberikan izin baru bagi PT Semen Indonesia. 

Demo ini berlangsung selama satu minggu. 10 petani yang ikut berdemo salah satunya meninggal karena serangan jantung. Namun, jumlah petani yang ikut berdemo terus bertambah hingga 41 orang dihari terakhir aksi 'mengecor' kaki berlangsung di Istana Negara Jakarta.

Alasan mengapa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengizinkan PT Indocement untuk kegiatan penambangan serta operasional dari PT Indocement karena sidang Amdal yang digelar beberapa waktu lalu, menyatakan PT Semen Indonesia layak dengan beberapa catatan. Ganjar Pranowo juga mengkalim bahwa sikap yang dilakukannya sudah sangat adil dan bijaksana. 

Ganjar juga menuturkan bahwa telah menerbitkan izin juga karena pernyataan warga yang mendukung pabrik semen lebih banyak dibandingkan yang tidak mendukung, dan yang memperkuat keputusannya adalah terkait soal dokumen milik warga pendukung dapat dipertanggungjawabkan. Surat Keputusan terkait izin lingkungan pabrik PT Semen Indonesia tersebut oleh Ganjar telah diteruskan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri ESDM, Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Kepala BKPM, serta kepala dinas daerah. Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sugeng Riyanto mengungkapkan, berdasarkan data dari para tim penilai amdal, PT Semen Indonesia dianggap telah mematuhi beberapa catatan yang mereka berikan saat sidang.

Para petani yang melakukan aksi 'mengecor' kaki di depan Istana Merdeka sebagai bentuk protes dengan Gubenur Jawa Tegah, Ganjar Pranowo akan tetap bersikeras menolak kegiatan penambangan oleh PT Indocement di sekitar Pergunungan Kendeng.

KESIMPULAN

Dari kasus aksi 'mengecor' kaki yang dilakukan petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang ini adalah sebagai bentuk penolakan kegiatan penambangan PT Indocement yang diizinkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ganjar Pranowo yang mengklaim bahwa perizinan kegiatan penambanga dan operasional PT Indocement ini telah dilakukan dengan sangat adil dan bijaksana. Maka dari itu para aktivis ini berdemo agar bertemu dengan Presiden Jokowi dan menyampaikan keinginannya untuk mencabut perizinan kegiatan penambangan PT Indocement. PT Indocement akan berdampak buruk untuk masyarakat sekitar Pegunungan Kendeng jika terus melaksanakan kegiatan penambangan.

Pendekatan yang digunakan dalam kasus ini adalah Pendekatan Institusionalisme Baru karena merupakan suatu visi yang meliputi beberapa pendekatan ilmu pengetahuan lain seperti ilmu sosiologi dan ilmu ekonomi. Pendekatan Institusionalisme Baru melihat institusi negara sebagai hal yang dapat diperbaiki ke arah suatu tujuan tertentu. Misalnya, membangun masyarakat yang lebih makmur. Usaha itu perlu ada semacam rencana atau design yang secara praktis menentukan langkah-langkah untuk tercapainya tujuan itu.

Dalam kasus ini diperlukan komunikasi yang baik antara Petani asal Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah dengan Gubernur Jawa Barat, Ganjar Pranowo agar terciptanya jalan keluar yang adil untuk kasus ini dan membuat petani tidak melakukan aksi yang cukup berbahaya seperti ini.

BIBLIOGRAFI

 

Budiradjo, Prof. Miriam.2012. Dasar-dasarIlmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun