Mohon tunggu...
Nurul Inayah
Nurul Inayah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis Lepas yang suka berdiskusi tentang kondisi bumi dan penghuninya. Berharap dapat bersujud di Baitullah bersama keluarga besar, kemudian melihat Aurora di Norwegia dan merasakan 4 musim di negeri Sakura.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengecut yang Penakut

29 Agustus 2023   07:42 Diperbarui: 29 Agustus 2023   07:47 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hidup di zaman yang sudah merdeka. Kisah kepahlawan hanya menjadi kisah penyambut pagi yang akan di dendangkan oleh veteran veteran tua sang saksi sejarah.

Karenanya, aku merasa nyaman dengan kata 'aman'. Tidak ingin terpinggirkan, tidak ingin dilecehkan, tidak ingin tertindas, tidak ingin gangguan, siksaan, kecaman dan ancaman.

Bukan karena aku tidak suka. Aku hanya seorang Pengecut yang terlalu takut.

Aku tidak sanggup jika harus berperang tanpa jeda, berjuang tanpa senjata, bertahan tanpa kuasa, bertarung tanpa tenaga layaknya Pemberani Palestina, Pemberani Bosnia, Pemberani Kashmir, Pemberani Irak atau Pemberani Afghanistan.

Aku pun tidak sanggup hidup penuh penindasan, kekhawatiran, kegelisahan, rong-rongan, kelaparan, kesakitan, dan kematian yang siap menerkam seperti Pemberani Pattani, Pemberani Moro, Pemberani Xinjiang, Pemberani Chechnya atau Pemberani Suriah.

Aku pun terlalu takut untuk hidup dibantai layaknya hama, dibakar layaknya sampah, diusir layaknya binatang, tak punya harga diri, tak punya martabat dan tak punya hak untuk hidup layaknya Pemberani Afrika Tengah, Pemberani Rohingya.

Ya. Aku takut. Aku sangat takut.

Bukankah tadi sudah kukatakan kalau aku pengecut yang penakut. Pengecut yang begitu mengharapkan perdamaian dengan selimut aman.
*
*
*
6474.15.07.23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun