Sejak merebahnya corona virus-19 (Covid-19) yang berasal dari daerah Wuhan China pada akhir 2019 dan terdeteksi masuk Indonesia pertama kali pada 2 Maret 2020 sampai menjelang akhir 2021 belum ada tanda-tanda virus tersebut musnah dari kehidupan manusia. Ini berarti bahwa masyarakat Indonesia selama hampir dua tahun hidup berdampingan dengan virus ini.Â
Upaya pemerintah untuk menekan penyebaran covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, serta pelaksanaan vaksinasi covid-19 yang sangat massive menunjukkan hasil yang memuaskan.
Dengan adanya penurunan kasus positif dan kematian akibat infeksi Covid-19 serta kebutuhan akan pembelajaran tatap muka, maka empat Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, serta Menteri Dalam  Negeri) tertanggal 8 April 2021 menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor: 23425/A5/HK.01.04/2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.Â
Di antara keputusan bersama tersebut berisi tentang peyelenggaran pembelajaran di masa covid-19 dilakukan dengan dua cara yaitu pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan/atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dengan kata lain, sekolah bisa memilih antara PTM terbatas atau PJJ ataupun menggabungkan antara PTM terbatas dengan PJJ.
Dalam PTM terbatas serta PJJ, ada dua metode pembelajaran yang bisa digunakan yaitu hybrid learning dan blended learning. Tulisan ini akan mengulas tentang apa itu hybrid learning dan blended learning serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini.
Pengertian hybrid learning dan blended learning
Beberapa ahli ada yang mengatakan bahwa kedua metode tersebut memiliki arti yang sama. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa dua metod tersebut berbeda. Tulisan ini berpihak kepada pendapat yang menyataan ada perbedaan makna antara dua metode tersebut.
Hybrid learning adalah perpaduan antara pengajaran tradisional dan pengajaran online dalam satu waktu. Beberapa siswa hadir di kelas secara langsung, sementara yang lain dapat bergabung dari jarak jauh melalui media online.Â
Siswa yang mengikui pembelajaran jarak jauh, bisa memanfaatkan berbagai macam media virtual conference seperti Zoom, Jitsi, atau Google Meet sesuai dengan kesepakatan antara guru dengan siswa (Deignan, 2021).Â
Sedangkan blended learning adalah metode yang menggabungkan antara pertemuan antara guru dan murid, baik dengan bertemu secara langsung di sebuah kelas ataupun melalui aplikasi, dan juga pengajaran dengan memanfaatkan media online (Google Classroom, Moodle, Microsoft Teams, Quizizz, Kahoot, dll.)
Kelebihan dan kukurangan hybrid learning dan blended learning di era pandemi
Kedua metode di atas memiliki kelebihan dan juga kekurangan ketika diterapkan di masa pandemi seperti sekarang ini. Keunggulan hybrid learning diantaranya:Â
a) bagi siswa yang belajar langsung ke sekolah, akan tercipta komunikasi dua arah secara langsung antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa sehingga tercipta interaksi yang lebih baik antara guru dan murid;Â
b) bagi siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah, siswa bisa belajar bersama dengan teman-teman yang belajar di sekolah dan bisa mengobati keriunduan akan atmosphere sekolah;Â
c) bagi guru, mempermudah tugas guru di dalam mepersiapkan perangkat pembelajaran karena guru menyiapkan materi yang sama antara siswa yang hadir di sekolah dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah.Â
Adapun kekurangan hybrid learning pada masa pandemi adalahÂ
a) terbatasnya waktu tatap muka yang diperbolehkan membuat guru harus menyiapkan materi seefektif mungkin dibandingkan dalam kondisi normal;Â
b) hybrid learning mengharuskan guru untuk membagi perhatian dengan adil antara siswa yang belajar langsung di kelas dengan siswa yang belajar dari rumah;Â
c) siswa yang belajar dari rumah, harus menyiapkan gawai yang mendukung proses belajar jarak jauh, memiliki jaringan internet yang bagus, serta memiliki paket data yang cukup.
Begitu juga dengan blended learning. Metode ini memiliki keunggulan serta kelebihan yang bisa dipertimbangkan untuk diterapkan pada masa pandemi.Â
Kelebihan dari metode blended learning di antaranya:Â
a) baik siswa maupun guru bisa lebih flexible dalam mengikuti pelajaran karena bisa dilakukan dari manapun:Â
b) pembelajaran lebih bervariatif karena bisa menggabungkan antara synchronous learning dan juga asynchronous learning.Â
Adapun kekurangannya adalah a) diperlukannya jaringan internet yang stabil untuk mengikuti pertemuan virtual dan juga mengakses materi yang sudah diunggah melalui platform yang ditentukan; b) bagi guru ataupun peserta didik yang belum melek teknologi, akan merasa kebingungan dalam mengoperasikan teknologi yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H