Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo

Bersyukur itu indah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Hidup Wanita Tangguh

19 April 2022   21:17 Diperbarui: 19 April 2022   21:28 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dalam adat daerahnya, jika orang meninggal tepat 1000 harinya maka ia mengadakan hajatan dengan mengundang beberapa saudara dan para tetangganya. Sehingga dengan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Tak luput dari itu, kondisi rumahnya yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang. Kondisi rumah yang dulu hanya menggunakan bahan seadanya atau sudah tidak layak ditempati dan ia termasuk orang yang sangat sederhana hidupnya, dimana antara ruang tamu dengan dapur yang sangat berdekatan. 

Dan dulu waktu masih mempunyai kambing, tempat peternak itu jadi satu dengan dapur dan ruang tamu dan itu sudah tidak layak atau bisa menganggu kesehatannya dengan suasana rumah yang kumuh. 

Hingga suatu saat pemerintah memberi bantuan pembangunan rumah untuk ibu Ningsih. Kemudian rumah yang bagian depan dirobohkan dan dibuat rumah baru dari pemerintah tersebut. Sehingga, sekarang beliau tidur di rumah layak pakai yang diberikan pemerintah itu. Dan kondisi rumah yang dulu dibuat untuk dapur dan kamar mandi, sedangkan rumah yang sekarang hanya dibuat untuk tidur. 

Ketika ibu Ningsih mau menonton TV, beliau harus pergi ke rumah tetangganya untuk menonton dan saat jam 9 malam ia pulang ke rumahnya sendiri. Selain itu, beliau juga sering mendapat bantuan dari pemerintah seperti uang dan bahan pokok lainnya seperti beras, mie, gula dan lainnya. 

Selain kondisi rumahnya, dulu ketika hendak mengambil air untuk keperluan lainnya seperti mandi, memasak air, ibu Ningsih harus memompanya di rumah tetangga ketika waktu sore menjelang waktu mandi. Namun sekarang ibu Ningsih tidak perlu memompa dan sudah disalurkan air dari saudaranya sendiri.

Ibu Ningsih pernah bilang apapun yang beliau kerjakan yang penting halal dan mampu untuk membeli kebutuhan makannya. Namun, beliau juga sering diberi makanan oleh tetangganya dan itu yang harus beliau syukuri. 

Dari kisah nyata seorang ibu Ningsih, apapun kehidupan yang sudah diberikan kepada Allah kita patut bersyukur entah itu susah ataupun bahagia. Sepatutnya kita patut mencontoh sikap ibu Ningsih yang pantang menyerah,pekerja keras, dan sosok yang baik hati kepada sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun