Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Kecil: Ketika Gus Mus Bertemu Quraish Shihab

23 Juni 2017   11:44 Diperbarui: 23 Juni 2017   20:23 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saling kagum, bukan berarti enggan berbeda. Tak jarang mereka berbeda, namun mereka tahu bagaimana cara menyampaikan perbedaan, tanpa menyinggung sahabarnya tersebut. Tak heran, persahabatan mereka telah terjalin 50 tahun lamanya, semenjak di Al Azhar Mesir, hingga kini dan insyaAllah hingga surga-Nya nanti.

Gus Mus mengingatkan kembali kita, akan makna Allahu Akbar. Allah Maha Besar, bukankah ketika kita bertakbir, sudah semestinya kita merasa kecil? Ketika kita berucap Allah Maha Besar namun masih merasa bangga akan diri, merasa lebih tinggi dari makhluk Allah lainnya, merasa sombong...maka, tentunya perlu kita tafakuri kembali pemaknaan kita terhadap kebesaran Allah.

Gus Mus juga mengingatkan bahwa kita tak seharusnya mengait-ngaitkan segala sesuatu dengan diri dan kelompok. Bumi ini saja ibaratnya hanya sebesar sebutir kacang ijo dalam semesta luas, lalu sebesar apa kira-kira daerah tempat kita tinggal? Jakarta, misalkan? 

Banyak hal yang bisa kita renungi dari acara tersebut. Termasuk bagaimana kita beragama dan berhubungan dengan sesama. Bagaimana tak baiknya bila kita berlebih-lebihan dalam segala sesuatu. Bahkan Rasulullah SAW melarang seseorang mengkafir-kafirkan orang lain. Lalu, kita meniru siapa, ketika di saat yang sama kita mengaku umat rasul? Ketika kita bertakbir, sekaligus kehilangan makna penghambaan dan kerendahan hati di saat yang sama, siapakah kira-kira kita tauladani?

Hmm...hal-hal ini adalah untuk pengingat diri dan untuk kita renungi bersama.

Semoga bermanfaat. Wallahu'alam bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun