Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendidik Anak Ala Buya Hamka

6 Agustus 2016   15:27 Diperbarui: 6 Agustus 2016   19:57 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika orang tua sibuk bekerja, dan sibuk berorganisasi. Sibuk rapat dan rapat. Pulang tengah malam. Kehidupan rumah tangga diabaikan. Hak keluarga dilalaikan. Mereka berkilah, sedang bekerja untuk masyarakat.

Buya berpesan, renungkan kembali. Guna apa mereka bekerja dan untuk siapa? Kalau untuk masyarakat, mengapa keluarga sebagai pusat dari masyarakat diabaikan? 

Kembalilah ke rumah, kembalilah ke keluarga. Perbaiki rumah tangga karena tujuan hidup ialah ke sana. Kesibukan dan aktivitas yang mengabaikan keluarga tidak ubahnya dengan menghasta kain sarung, berputar-putar, tetapi di sana dan balik ke sana juga. Tak menghasilkan apa-apa.

 Pentingnya pendidikan budi pekerti

Buya mengutip sabda Rasul, "Peliharalah anak-anakmu dan perbaikilah budi pekerti mereka. Sesungguhnya anak-anak itu adalah hadiah Allah kepadamu," (HR Bukhari)

Buya juga merujuk perkataan Umar Bin Khatab, " Didiklah budi pekerti anak-anakmu itu berlainan dengan keadaanmu yang sekarang (lebih baik). Karena dia telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau."

Tentang anak yang "nakal", Buya berpesan demikian: hendaknya orang tua tahu, orang tua harus merasa beruntung kalau anaknya "nakal" dan khawatir kalau anak-anaknya suka duduk-duduk termenung. Kalau anakmu diam, suka duduk termenung, lekas periksakan, barangkali dia sakit. Biasanya anak yang nakal semasa kecilnya, menjadi orang besar saat dewasa, asal dibimbing ayah ibu dan gurunya.

Ingat sabda,Rasul: "Nakalnya anak-anak di waktu kecilnya, menambah akalnya di waktu besar."

Sampai Di mana tanggung jawab ayah ibu?

Kewajiban ayah ibu semenjak anak lahir hingga ia telah mampu berdiri di kakinya sendiri yakni terdiri atas beberapa tingkatan:

(1) saat anak masih menyusu, dijaga makanannya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun