Perginya Cinta dan Empati
Ada kalanya, teman-temanmu begitu gaduh. Begitu pula orang tuamu. Mereka sepertinya terlalu sibuk dengan diri mereka sendiri.Â
Dan buruknya, terkadang itu terjadi di saat kamu paling membutuhkan mereka. Lalu kamu berpikir, "Kenapa sih mereka itu? Katanya mereka sayang aku? " Lalu kamu perlahan pergi menjauh.
Dalam perjalananmu, mungkin kamu bertemu orang-orang atau hal-hal yang sepertinya menawarkan kebahagiaan... memberikan rasa nyaman... atau sekedar membuatmu sejenak lupa terhadap masalahmu sendiri.
Mungkin kamu bertemu game tertentu, yang bisa menyerap segala kesedihanmu. Kamu menciptakan avatar. Kamu punya alter ego. Atau bahkan kamu punya keluarga baru di sana. Keluarga di dunia maya ini sepertinya lebih baik daripada keluargamu sendiri.
Mungkin kamu tergoda berkenalan dengan narkoba. Ia memberimu kebebasan sesaat. Ia mengenalkanmu pada sensasi "sangat bahagia" dan "semua sangat oke saat ini"
Mungkin juga seseorang yang kamu anggap "kekasihmu" atau "pujaanmu" mulai bersikap lain dan menawarkan sentuhan seksual. "Tentu cinta butuh bukti dan juga pengorbanan," begitu desaknya padamu.
Mungkin kamu bertemu aliran religius tertentu. Aliran yang memesona. Ia memberikan banyak tawaran pengalaman spiritual baru. Namun mengapa pula, mereka berpesan padamu untuk menjauhi dan melawan keluargamu?
Lalu kamu menyadari telah berbuat kesalahan. Di saat itu, hal-hal atau orang-orang atau benda-benda yang tadinya tampak memikat dan bisa menjadi penyelesaian masalahmu, kini menambah berat beban hidupmu.
Lalu, ke manakah kakimu akan kaulangkahkan?Â
Adikku, di dunia yang berputar secepat kilatan cahaya ini. Kebingunganmu itu tak kau alami seorang diri.