Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masa Orientasi Sekolah: Dulu dan Kini

15 Juli 2016   23:56 Diperbarui: 16 Juli 2016   00:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi lembek dong, generasi kita?

Alasan inilah yang sering didengung-dengungkan. Seakan kalau seorang manusia dididik dengan penuh kekerasan: dihukum, dipermalukan, direndahkan, disalah-salahkan, di-bully, maka ia akan jadi manusia berkarakter. Hal ini justru pemutarbalikan fakta dan logika.

Justru dengan rambu-rambu yang ada, masa orientasi sekolah diharapkan lebih memberikan ruang yang semestinya bagi para siswa untuk mengembangkan daya kreasi, daya nalar, membuka ruang dialog yang lebih lebar tanpa harus terbelenggu oleh kecemasan, ketakutan, dan ancaman hukuman  / tindak kekerasan.

Namun, sudah semestinya kita ikut mengawal realisasi aturan masa pengenalan sekolah ini di lapangan. Karena, sebagaimana pengalaman di waktu lalu, hal terberat yakni merubah mindset lama siswa, guru, orang tua, dan semua pihak terkait terkait pendidikan yang memanusiakan manusia. Supaya aturan baru tersebut tidak hanya sukses membuat MOS menyamar, dilakukan secara sembunyi-sembunyi, ataupun sekedar berganti baju.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun