Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masihkah Kita Abai terhadap Anak Kita di Hari Pertamanya Sekolah?

14 Juli 2016   16:12 Diperbarui: 14 Juli 2016   16:33 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tatapan mata si kecil di hari pertama masuk sekolah (sumber: dokpri)

sumber: dokpri
sumber: dokpri
Para ibu guru menatap kami dengan tatapan Percayakan putra-putri bapak dan ibu pada kami.

Gerakan Mengantar Anak Di Hari Pertama Sekolah

Pertama saya mendengar Kemdikbud mencanangkan gerakan ini, saya bersorak dalam hati. Yey, finally!

Alhamdulillah…Sebagai orang tua yang bekerja di instansi pendidikan, saya sangat bersyukur, tak pernah saya mengalami kesulitan meminta izin untuk mengurusi kebutuhan yang terkait urusan pendidikan dan sekolah anak kami. Jam kerja saya relatif fleksibel. Saya bisa menyesuaikan waktu mengajar saya, apabila memang ada keperluan penting terkait urusan sekolah anak saya. Namun, yang menjadi concerndan tanda tanya bagi saya: “Apakah semua orang tua seberuntung saya? Apakah semua ayah atau ibu bisa meminta atasannya memberi izin datang terlambat untuk sehari itu?”

Melalui “Gerakan Mengantar Anak Di Hari Pertama Sekolah” yang gencar disosialisasikan di berbagai media, baik televisi, surat kabar, media online, blog, media sosial, dan media apapun yang memungkinkan saat ini, saya sebagai orang tua dan juga sebagai seorang pendidik menaruh harapan besar bahwa dengan mengantar anak di hari pertamanya sekolah, akan menggoreskan kesan pertama yang positif terkait sekolah. Yang artinya, hal ini memiliki dampak positif bagi anak, bagi guru, dan bagi orang tua itu sendiri.

Anak saya sendiri, alhamdulillah sungguh pesat perkembangannya di PG/TK tempat ia belajar. Dan, mungkin sulit baginya untuk bersemangat belajar, apabila kita sebagai orang tua kurang total dalam memberikan dukungan dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan terkait pendidikannya.

tatapan penuh percaya diri (sumber: dokpri)
tatapan penuh percaya diri (sumber: dokpri)
Negara Berhenti Absen

Banyak orang yang mulai pesimis, bahkan apatis terhadap peran pemerintah, terutama dalam kaitannya dengan hak-hak mendasar masyarakat: pendidikan adalah satu di antaranya. Namun saya memilih untuk masuk golongan yang terus optimis.

Melalui “Gerakan Mengantar Anak Di Hari Pertama Sekolah” ini, bagi saya merupakan wujud nyata bahwa Negara hadir. Negara tidak lepas tangan, dalam hal ini, pada momen bersejarah anak-anak bangsa ini. Karena sejatinya, bagi anak-anak, momen Hari Pertama Sekolah adalah salah satu tonggak bersejarah… a milestone

Simbolik Semata?

Bagi kita, umat manusia, sesungguhnya kita tak pernah lepas dari simbol-simbol. Kalau kita mengeluarkan nada sumbang bahwa mengantar anak di hari pertama dia sekolah hanyalahsimbol. Maka, mari kita buat komitmen dalam diri masing-masing. Setidaknya kita patri dalam hati, bahwa jabat tangan kita dengan para guru memiliki makna yang lebih dari sekedar simbolik semata. Bahwa tatapan mata kita, bahwa seulas senyum kita, bahwa tepukan di bahu anak kita pada hari pertama ia masuk sekolah mengandung janji dan komitmen kita untuk bersungguh-sungguh mendampinginya selama ia menjalani bangku sekolah, selama ia menempuh pendidikannya, sampai suatu saat kelak ia benar-benar mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Saat itu, anak kitalah yang akan tersenyum penuh arti dan tatapan matanya berkata Terima Kasih Ibu. Terima Kasih Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun