Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cak Lontong For President (CL4P)

29 Juni 2014   11:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:19 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_345355" align="aligncenter" width="400" caption="cak lontong"][/caption]

Di tengah ribut-ribut pilpres 2014 ini, saya telah menetapkan pilihan. Saya juga tidak tergoda untuk merubah pilihan saya. Memang, sebuah pilihan is very much debatable. Tapi, sebagaimana orang kampung lainnya, pilihan saya sangat subjektif dan oleh karenanya..sungguh buang-buang energi mendebat saya.

Mengapa Tidak Perlu Mendebat Saya?

[caption id="attachment_345356" align="aligncenter" width="273" caption="iwan fals"]

[/caption]

(1) Karena, siapa pun yang saya pilih...tidaklah selalu berlandaskan rasionalitas. Semisal Bang Iwan Fals nyapres, sangat mungkin saya memilih Beliau..he he.

(2) Dalam banyak kesempatan, logika dan rasionalitas terlalu didewa-dewakan. C'mon guys! Rasionalisme Hegel dan Positivisme toh sudah banyak dipertanyakan. Kita orang Indonesia, dengan lebih dari 200 juta penduduk. Boleh dong, tidak rasional? :)

[caption id="attachment_345357" align="aligncenter" width="602" caption="wisuda pasca sarjana"]

14039897721875749587
14039897721875749587
[/caption]

(3) Lulus dari strata dua (pasca sarjana) sebuah perguruan tinggi besar di Jawa Timur bersama suami, tetap tidak menjadikan saya semakin pandai..apalagi sekedar untuk "minteri" orang. Manusia dan masyarakat Indonesia toh sudah pinter-pinter.

(4) Dan..sebenarnya saya lebih suka ngeliat ILK (Indonesian Lawak Klub) daripada nonton Debat Capres-Cawapres. Saya lebih suka nonton kartun sama anak saya, daripada bantah-bantahan. Saya lebih ngejagoin Cak Lontong, daripada Mas Komeng. Dan saya lebih suka ngaji, daripada berdebat. Matikan televisi, buka Qur'an. Hayukk, tadarrus saja daripada berdebat nggak keruan.

(5) Dan, pada akhirnya, saya lebih suka milih Cak Lontong sebagai Presiden. Karena Beliau kakak kelas saya di SMALA (SMAN 5 Surabaya). Pilihan ngaco? Tentu saja! hehehe

@haiuyung

[caption id="attachment_345416" align="aligncenter" width="395" caption="paling sia-sia"]

14040268791026351466
14040268791026351466
[/caption]

[caption id="attachment_345417" align="aligncenter" width="490" caption="galak bener"]

14040269421203947981
14040269421203947981
[/caption]

[caption id="attachment_345418" align="aligncenter" width="600" caption="aneka janji capres"]

14040270071673046032
14040270071673046032
[/caption]

[caption id="attachment_345358" align="aligncenter" width="500" caption="Cak Lontong "]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun