Mohon tunggu...
Nurudin BS
Nurudin BS Mohon Tunggu... -

Writer and Reader

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Kontroversial 2014

6 April 2014   00:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilu bukan hanya memberikan efek dan phenomena “ Mendadak “, Pemilu telah membawa hal hal yang tidak biasanya terjadi. Pemilu seperti moment thanks giving, di mana banyaknya sesuatu atau hadiah yang di kemas dengan berbagai macam bentuknya demi menghindari yang namanya “ Money Politics “. Sayembara, lomba, souvenir, bantuan sosial, sedekah dan berbagai hal yang berbau menyenangkan orang banyak dan mampu menarik yang namanya “ Suara “. Tiba tiba banyak pemerhati politik yang muncul, tiba tiba muncul banyak lembaga survey,tiba tiba muncul banyak pendukung salah satu kader, partai dan capres. Yang lebih gila dan sangar lagi tiba tiba muncul yang pro dan kontra!!. Pro dan kontra yang merupakan bagian dari demokrasi politik dan  merupakan sesuatu hal yang wajar selama masih  dalam koridor demokrasi Indonesia. Pro dan kontra yang sejatinya adalah ciri sebuah demokrasi dan merupkan ujian kematangan seseorang dalam memahami arti sebenarnya dari kata Demokrasi. Issue issue lama muncul, berita berita yang sebelumnya di tutup tutupi menguap ke permukaan, dosa dosa politik di bongkar bagaikan sebuah bom waktu yang sudah lama di persiapkan dan serangan demi serangan semakin panas. Politikus seperti pemain film yang sedang di tonton ratusan juta warga Indonesia. Berbagai gaya dan cara di gunakan, dari mulai issue kegagalan dalam pemerintahan, kelompok, korupsi, cara kepemimpinan, koalisi, saling mengklaim keberhasilan program, bahkan issue SARA yang jelas jelas tidak di perbolehkan dalam sistim demokrasi Indonesia. Semua saling mengklaim bahwa, kenapa kami di serang?..Kenapa partai kami saja yang di salahkan?..kenapa kader kami saja yang di pojokan?..Kenapa mesti caleg dan capres kami…kenapa dan kenapa…? Semua pendukung masing masing calon dan partai saling memberikan informasi baik informasi yang masih belum jelas dan informasi yang telah verifikasi kebenarannya. Informasi yang berdasarkan fakta dan di dukung oleh berbagai lembaga pemerintah, lembaga yang sejatinya adalah lembaga milik rakyat Indonesia. Kasus demi kasus di buka demi mendapatkan kepercayaan para pemilih, demi mendapatkan suara yang akan mampu mempermudah jalan menuju kekuasaaan di Senayan dan kemudahan mencalonkan calon pemimpin bangsa Indonesia, calon Presiden negara Republik Indonesia. Berbagai efek pemilu telah banyak melahirkan dan memunculkan bagaimana sifat asli seseorang yang selama ini tidak banyak di ketahui orang banyak, semua topeng di buka sendirinya dengan cara bagaimana mereka berkampanye, berorasi dan cara mendekati para pemilih yang tanpa di sadarinya telah membuka sifat aslinya selama ini. Authentic merupakan kata dari keaslian, salah satu kata yang di ucapkan oleh salah satu calon Capres dari sebuah partai Indonesia, salah satu kata yang di ucapkan di media social twitter dengan akun bernama @Jokowi_Do2. Akun yang cukup lama belum aktif berkicau karena kesibukannya yang sangat padat setelah resmi di calonkan dari partainya. Semua berbicara efek dan efek tersebut telah menjadi sebuah trend, trend yang sejatinya telah membawa sebuah perubahan yang positive dalam kehidupan berpolitik bangsa Indonesia. Indonesia memilih berlangsung setiap lima tahun sekali dan telah menjadi ajang kompetisi politik yang paling dahsyat di kawasan negara Asia Tenggara lainnya, bahkan mungkin Pemilu terbesar di dunia. Dengan puluhan partai politik, ratusan bahkan ribuan tim sukses, ribuan sukarelawan, trilyunan rupiah berputar demi mendapatkan suara threshold 20% agar bisa mencalonkan Calon Presidennya sendiri, bahkan jika bisa menang mutlak dari pemilihan awal sebuah Pemilu di Indonesia, Pemilihan Legislative, pemilihan calon wakil rakyat Indonesia. Semua boleh menjiplak, semua boleh mencontek dengan berbagai alasan yang di kemukakannya, namun catatan penting jika memang ada seseorang yang bisa di ajukan dan lebih baik untuk saat ini di tengah krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Indonesia, semua bisa mengajukan secara bebas dan tinggal di sodorkan kepada para pemilih, rakyat Indonesia…silahkan tunjukan siapa dan kenapa? Silahkan, semua bebas berpendapat seperti apa yang saya tulis dan saya sampaikan di media bersama ini, media yang telah memberikan ruang kepada kita untuk berkarya dan berpartisipasi dalam bentuk artikel sebuah tulisan hasil karya dari sebuah pemikiran anak manusia. Tidak ada yang namanya phenomena atau efek, yang ada adalah sebuah sebutan orang banyak dan media, sebutan atau panggilan yang tidak membuat lunturnya keaslian tersebut, lunturnya sebuah kepolosan dan apa adanya. Mencermati kampanya di berbagi wilayah, kampanye terbuka para caleg dan presiden yang di gabung dalam satu tempat telah memberikan efek, efek kehidupan social dan politik. Pidato para caleg , partai dan capres menjadikan perang urat syaraf, bukan menjadikan ajang penyampaian visi, misi dan program yang di tunggu tunggu oleh rakyat Indonesai. Dan hal ini semakin di perparah dengan perang kampanye hitam atau black campaign dengan menggunakan berbagai media yang cenderung menimbulkan bibit perpecahan dan konflik dengan saling mencaci maki, bukan dengan saling menjelaskan kelebihan masing masing program calon yang akan dan telah di laksanakan. Kampanye terbuka yang pendek di manfaatkan benar benar oleh semua partai, baik di lapangan, di televisi, media dan di manapun selama itu ada kesempatan dan ada interaksi sosial di antara warga negara Indonesia. Bersambung Penulis: Nurudin BS Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun