Mohon tunggu...
Nurtsania Widi
Nurtsania Widi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Menulis adalah caraku bercerita

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Terjebak Keyakinan Berbeda

23 Oktober 2023   21:13 Diperbarui: 24 Oktober 2023   19:10 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixebay.com

Kau tau apa yang lebih sakit dari tidak bisa memilikmu?

Halah, pertanyaan bodoh macam apa ini? Lupakan saja!

Tidak, tidak bisa. Aku tidak bisa melupakan pertanyaan bodoh itu. Biar kujelaskan. Dan kuharap kau tidak mengetahuinya. Kau! Jangan baca ini kumohon!

Dalam dunia perfilman, setiap pendatang baru akan menjadi pemeran pendukung terlebih dahulu sebelum nantinya ia mendapat peran utama. Dan menurutku alur tersebut tidak hanya berlaku di dunia perfilman saja, di kehidupan nyata pun seperti itu. Pendatang tidak mungkin langsung menjadi tokoh utama.

Tapi entah kenapa alur ini tidak berlaku padamu. 

Semenjak kedatanganmu dalam cerita hidupku, kau langsung jadi pemeran utama. Tidak, aku salah. Kau tidak datang, akulah yang menjemputmu. Aku yang menyuruhmu datang padahal kau tidak meminta. Dan di saat kau masuk ke kehidupanku, aku juga yang menghalangimu untuk keluar. Sial.

Tapi kau tau tidak mengapa aku menghalangi langkahmu untuk keluar?

Sederhana, aku merasa terhibur dengan tingkah konyolmu

Aku juga merasa bahagia dengan kehadiranmu

Dan aku hanya ingin semua itu berjalan selamanya dengan memilikimu

Bagaimana? Ada yang salah dengan kejujuranku? Harusnya sih tidak. Memang tidak kan?

Tapi kuakui caranya memang salah.

Memilikimu?? Haha mana mungkin.

Memaksa memilikimu dengan semua perbedaan yang ada adalah kemustahilan nyata.

Perbedaan memang indah. Tapi tidak dengan keadaan kita saat ini.

Menerima perbedaan suku adalah keindahan

Menerima perbedaan latar belakang keluarga adalah kebijaksanaan

Menerima perbedaan kepribadian adalah kedewasaan

Tapi menerima perbedaan keyakinan adalah pelanggaran

Aku tidak sedang berusaha sok suci. Hanya saja aturan tuhan yang satu itu terlalu berisiko untuk dilanggar. (Tidak, aku salah lagi. Semua aturan tuhan memang tidak boleh dilanggar)

Mana mungkin kita meminta sesuatu yang sama ke tuhan yang berbeda?

Mana mungkin kita berdoa akan kesulitan yang sama ke tuhan yang berbeda?

Dan mana mungkin kita bersyukur atas nikmat yang sama ke tuhan yang berbeda?

Tidak, semuanya tidak mungkin. Mustahil

Itu artinya sampai kapan pun aku takkan bisa memilikimu

Menyakitkan? Memang.

Tapi ada yang lebih menyakitkan dari itu, Kau tau apa?

Aku memang tidak bisa memilikimu

Tapi aku juga belum bisa untuk memiliki yang lain.

Sial, karenamu aku masih menyendiri. Tak tahu sampai kapan

Jiwaku masih terperangkap olehmu

Dan aku terjebak.

Tapi lebih parahnya lagi, aku nyaman dalam jebakan ini.

Sial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun