Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ramai-Ramai ke Duren Sawit, Silaturahmi atau?

6 Maret 2013   01:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:16 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Pernah dengar lagu dangdut yang judulnya Duren Sawit yang dinyanyikan Kristina dan  liriknya seperti ini

Duren Sawit (Duda Keren Sarang Duit)

siapa sih yang gak ngejar-ngejar kamu
siapa sih yang gak ngebet sama kamu
aku juga pengen jadi pacar kamu
karena kamu duren sawit

siapapun gak boleh mengejar kamu
dan yang ngebet hei silahkan mundur dulu
kamu ku cintai, aku monopoli
karena kamu duren sawit

duren sawit, duren sawit
duda keren sarang duit
duren sawit, duren sawit
duda keren sarang duit

siapa sih yang gak ngejar-ngejar kamu

enaknya punya pacar duren sawit
pengen ini, pengen itu, tinggal gesek kartu kredit (asiiikkkk aaah)
enaknya punya pacar duren sawit
cuma modal senyum genit, dapat mobil rumah elit

aku bayangin kalau kamu ku dapatin
hidupku jadi terjamin, bahagia lahir batin

siapa sih yang gak ngejar-ngejar kamu
siapa sih yang gak ngebet sama kamu
aku juga pengen jadi pacar kamu
karena kamu duren sawit

duren sawit, duren sawit
duda keren sarang duit
duren sawit, duren sawit
duda keren sarang duit

siapa sih yang gak ngejar-ngejar kamu

enaknya punya pacar duren sawit
pengen ini, pengen itu, tinggal gesek kartu kredit (yiihaaa asiiikkk)
enaknya punya pacar duren sawit
cuma modal senyum genit, dapat mobil rumah elit

aku bayangin kalau kamu ku dapatin
hidupku jadi terjamin, bahagia lahir batin

siapa sih yang gak ngejar-ngejar kamu
siapa sih yang gak ngebet sama kamu
aku juga pengen jadi pacar kamu
karena kamu duren sawit

duren sawit, duren sawit
duda keren sarang duit
duren sawit, duren sawit
duda keren sarang duit

siapa sih yang gak ngejar-ngejar kamu

Yang dimaksud dengan duren sawit pada judul tulisan ini bukan berarti duda keren sarang duit, tetapi Duren Sawit rumahnya Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang sedang kesandung kasus Hambalang.  Namun, Anas tak ubahnya seperti duda keren sarang duit juga, karena saat ini dirinya sedang jadi buah bibir media.  Ramai-ramai orang pergi ke Duren Sawit (rumah kediaman Anas), katanya hanya untuk silaturahmi, kenyataannya kedatangan mereka bukan hanya untuk silaturahmi saja, tapi ada maksud-maksud lain.

Menurut Sukardi Rinakit dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Mereka yang datang ke Duren Sawit itu terbagi menjadi dua golongan.  Golongan pertama adalah mereka yang benar-benar hanya untuk silaturahmi dan memberi dukungan kepada Anas, di antara mereka itu adalah :  Akbar Tanjung, Mahfud MD, Sinta Nuriyah dan lain-lain.  Golongan kedua adalah mereka yang ingin membongkar kasus korupsi, di antaranya adalah rombongan Timwas century, kelompok yang ingin menggoyang Ibas, kelompok yang ingin menggugat kecurangan Demokrat saat pemenangan pemilu dan pilpres baik di 2004 atau 2009.

Menurut Ruhut Sitompul, orang-orang yang ke rumah Anas itu adalah mereka yang kecewa terhadap SBY karena gagal menjadi menteri, Jaksa Agung dan Ketua Mahkamah Agung.  Apakah yang dimaksud Ruhut adalah Mahfud MD yang kecewa tidak jadi menteri walau sudah dijanjikan SBY.  Tapi dari pengakuan Mahfud sendiri, dirinya tak kecewa gagal jadi menteri karena sempat juga jadi Ketua MK.  Tapi setelah pensiun jadi MK apa nggak kepingin jadi Jaksa Agung atau Ketua Mahkamah Agung nih?  Jadi mungkin tudingan Ruhut itu mengarah ke Mahfud MD, betul tidaknya, tanya langsung saja ke MMD.

Menurut Prof JE Sahetapy di ILC semalam, para pendukung Anas itu adalah juga para koruptor.  Karena, sudah tahu koruptor kok masih didukung juga, apa itu bukan koruptor juga namanya, kata Prof Sahetapy.

Menurut anda bagaimana?  Apakah tamu yang berdatangan ke Duren Sawit itu, sekadar kepingin duit dari “duda keren sarang duit”, sekadar silaturahmi atau ada maksud-maksud lain seperti untuk menggoyang istana?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun