Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Tempat Ibadah, Lain di Amerika, Lain di Inggris, Lain Pula di Bekasi

13 September 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://ahmadnurcholish.files.wordpress.com/2008/08/masjid-gereja.jpg

Gambar :  Gereja dan Mesjid berdampingan, tak jadi masalah (dari Google)

Presiden AS Barack Obama pada makan malam bersama masyarakat Muslim merayakan bulan suci Ramadhan lantang menegaskan dukungan atas rencana pembangunan pusat Islam dan masjid di dekat kawasan selatan pulau Manhattan, Kota New York, yang tersohor dengan sebutan Ground Zero, tempat dua gedung World Trade Centre sempat menjulang tinggi mencakar langit sebelum dihancurleburkan serangan terorisme 11/9/2001.  Presiden Obama mengingatkan bahwa Presiden Thomas Jefferson sudah melakukan pidato seperti itu di Gedung Putih lebih dari 200 tahun silam, di samping fakta masa lalu berulang kali muncul polemik kontroversi mengenai pembangunan sinagog atau gereja Katolik di tengah mayoritas Protestan di AS, tapi bangsa AS telah membuktikan diri senantiasa mampu menanggulangi segenap permasalahan kerukunan beragama.

Pidato Obama didukung Wali Kota New York Michael Bloomberg yang seminggu sebelum Obama sudah resmi menyatakan dukungan terhadap rencana pembangunan pusat Islam di dekat kawasan Ground Zero di selatan Manhattan, Kota New York. Bloomberg menyetarakan sabda Obama dengan surat Presiden George Washington mendukung sebuah kongregasi Yahudi di Newport, Rhode Island, sebagai peringatan atas kesetaraan hak asasi beragama yang sama dan merata bagi setiap warga AS.

Namun, para penentang rencana pembangunan islamic centre di dekat Ground Zero tentu saja berang atas pidato Obama itu.  Misalnya Rev Peter King dari New York langsung memvonis bahwa pidato Obama: keliru! Menurut pemuka Nasrani itu, memang kaum Muslim berhak membangun masjid, tapi mereka telah menyalahgunakan hak mereka dengan membangun masjid di dekat Ground Zero. Sungguh disayangkan presiden malah memolitisasi masalah tata krama tenggang rasa beragama. Seharusnya Obama mengimbau mereka yang berencana membangun masjid itu menghormati sanak kaum Nasrani yang gugur di Ground Zero dengan tak usah membangun masjid dan pusat Islam di situ.

Tapi, mungkin Obama berkeyakinan lain, bahwa sebetulnya penghancuran gedung WTC itu bukan ulah kaum muslimin, tetapi ulah teroris yang mungkin saja bukan beragama Islam.

Obama memang melawan arus mayoritas sebab menurut polling CNN, nyaris 70 persen rakyat AS menentang pembangunan masjid dan islamic centre di dekat Ground Zero. Salah seorang pemuka gerakan antipembangunan masjid di Ground Zero, Pamela Geller, menuduh Obama berpihak pada kaum Islamic Jihadists.

Bahkan, cendekiawan Muslim, Akbar Ahmed, yang hadir pada makan malam bersama merayakan bulan Ramadhan di Gedung Putih itu menyatakan terkejut karena sebenarnya citra Barack Obama yang Nasrani sudah babak belur diserang tuduhan pro-Islam, tapi ternyata malah secara terbuka mendeklarasikan dukungan terhadap rencana pembangunan masjid dan pusat Islam di Ground Zero.

Secara kehumasan, sikap Obama layak dikhawatirkan membahayakan kadar popularitas dirinya di mayoritas rakyat negara yang sedang susah payah dipimpinnya. Namun, tampaknya Presiden AS ini memang lebih mengutamakan kepentingan negara, bangsa, dan rakyat menyeluruh ketimbang kepentingan kelompok tertentu, apalagi sekadar popularitas dirinya sendiri. Itu masalah masjid di Manhattan.

Di Inggris lebih hebat lagi, bahkan gereja dibeli untuk diubah menjadi mesjid.  Walaupun belakangan dikeluarkan peraturan tentang dilarangnya perubahan status dari gereja menjadi mesjid. Namun,  sedikitnya sudah ada 20 gereja yang sudah berubah menjadi mesjid.  Tetapi, sekali lagi, kondisi sosial ekonomi di Amerika dan Inggris yang sudah begitu mapan tidak memungkinkan orang islam di sana mengajak umat non muslim untuk berpindah agama menjadi muslim.

Lain di Amerika dan Inggris, tentu lain pula di Bekasi.  Apa yang terjadi di Bekasi adalah, pembangunan gereja HKBP itu belum ada izin dari Walikota Bekasi apalagi Presiden SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun