Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Menikah Lagi, Menunggu Matinya Istri Pertama?

26 April 2010   20:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini bukan untuk siapa2, tokohnya insya Allah ada, moga dapat untuk pelajaran.  Bahwa beristri lebih dari satu itu bukan barang haram.  Jangan gampang mengharamkan sesuatu yang tidak haram,  Itu saja... tapi jangan coba2 ngomong gampang di sini.  Karena gampang di sini artinya anak haram, anak diluar nikah.   Satu lagi, jangan gampang ngomong butuh disini.  Karena butuh disini artinya ...ehm ehm...kemaluan wanita.

Seorang teman saya, pensyarah UPSI,  sedang membimbing mahasiswi program doktor dari Surabaya, Indonesia.  Dalam  kalimat di disertasinya, sering kali dijumpai kedua kata itu tadi, gampang dan butuh.  Kata teman saya tadi, ibu tolong kedua kata itu diganti dengan kata yang lain ya.  Memangnya kenapa, ibu tanya saja sama orang lain deh.  Teman saya menceritakan ini dengan mesem2 dan terbahak2.  Jenggotnya yang panjang dan putih sampai melambai2, sementara kopiahnya sampai miring.  Mahasiswi bimbingannya itu adalah seorang janda yang masih cantik.  Pantas saja....eh pantas di sini artinya cepat lho, beza lagi kan...beda juga disini nulisnya pakai "z:"...

Lain ladang lain belalang, lain sumur lain pula ikannya, itu juga kalo ada yang iseng taruh ikan di dalam sumur,,,

Abi membetulkan kopiahnya, anaknya sudah sepuluh, dia bilang, kalau mau kawin lagi bagusnya selagi masih muda.  Sudah itu sebaiknya setelah istri pertama meninggal dunia.  Supaya istri pertama tak sakit hati, jaga perasaan dia katanya lagi.  Sayangnya, saat istri kita sudah meninggal, umur suami sudah tak muda lagi.   Atau mungkin  malahan  suaminya yang meninggal duluan, umur wanita biasanya kan lebih panjang dari pada suaminya.

Lha nabi kan menikah lagi setelah istri pertamanya meninggal, jadi kalau mau menikah lagi menurut sunnah nabi SAW, ya harus tunggu istri pertama mati dong, katanya lagi.  Lha si Abi ini ngomongnya berubah2 terus sih, dulu ngomong begini, sekarang begitu...

Abi tetap senyum, kesabarannya boleh jugalah,  Walaupun gosip dan isu miring melanda dirinya ia tetap tawakal.  Semua nya datang dari Allah, katanya... baik buruk datangnya dari Allah...  Makanya Bi...kalau ngomong hati2, malaikat udah nyatet tuh...Jaga rahasia, biarpun kepada tetangga sebelah, karena kalau saatnya dia tak senang dengan kita, segala isi perut kita akan dibongkar2...

BTW, jadi kalau tahajud nangis2, salah satu doanya, supaya istri pertama cepat mati ya Bi....hahaha...Ya enggak lah...  Hampir semua nabi beristri lebih dari satu.  Nabi Daud as mempunyai 99 orang istri, pada saat hendak kawin yang ke 100, ia telah dilarang oleh Allah, sebab wanita yang ke 100 itu sudah ada yang meminang terlebih dulu.  Kita tak boleh meminang wanita yang sedang dipinang lelaki lain.  Nabi Sulaiman as punya 100 orang istri, tapi tak satupun ada anak.  Sebab ia pernah terpeleset ngomong, katanya, dengan 100 orang istri, ia boleh dapat anak soleh beratus2.  Karena lupa bilang :insya Allah, Sulaiman as tak dapat seorang anak pun.  Anak yang soleh adalah karunia Tuhan, bukan kita yang menciptakan.  Dengan beristri lebih dari satu, memang memperbesar peluang untuk mendapatkan anak yang soleh.

Namun kita bukan nabi, segala perbuatan nabi tidak dilakukan dengan nafsunya.  Kita manusia biasa ini,  kadang perbuatan kita hanya karena nafsu belaka...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun