Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Pak Rojak (Maksudnya Bahasa Rujak)

7 Maret 2010   02:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cookingwithoutborders.files.wordpress.com/2009/10/rujak1.jpg

Foto dari Google ( http://cookingwithoutborders.files.wordpress.com/2009/10/rujak1.jpg )

"Saya kalau di sini pakai bahasa rojak" kata Prof Kang Kyoung Seok dari Pusan University, Korea Selatan.

"Bahasa apa prof ,...  Bahasa pak Rojak ?"  tanya saya (pura2 tidak tahu).

"Bukan ...bukan pak Rojak, tetapi bahasa rojak, itu buah yang dicampur-campur !" kata dia dengan wapados (wajah tanpa dosa).  Owh...itu rujak, kalau Rojak itu nama orang, misalnya Abdul Razak, karena orang Indonesia susah cakap huruf "z" Razak menjadi Rojak.

Saya ditanya oleh orang Malaysia, Prof Kang duduk dimana ?

Saya duduk di sini, di kursi.  Maksudnya bukan itu, maksudnya Prof Kang tinggal dimana ?

Owh saya tinggal di bawah titian wangsa, oooo... di kolong jembatan, kata saya.  Prof Kang jadi bingung.  Kasihan juga lihat orang tua bingung.  Mana sudah tua, bingung, hidup lagi (sorry bercanda Prof).

Orang sini memang senang cakap dengan bahasa rojak saja.  Dicampur-campur, semakin Inggris semakin memperlihatkan kelasnya.

Orang Melayu kalau jumpa dengan sesama Melayu, mereka cakap Melayu saja.  Begitu juga orang dari suku Cina atau Suku India, mereka akan bercakap dengan bahasa mereka sendiri.  Tak ada yang larang harus berbahasa Malaysia.

Siaran Berita di TV atau Radio ada tiga bahasa, Melayu, Cina dan India.  Begitu juga Iklan-iklannya menggunakan 3 bahasa.  Tetapi, setiap siaran berita, baik di radio atau TV akan diawali dengan kalimat, "Salam Satu Malaysia".  setelah itu mereka akan membacakan berita sesuai jadwal tayang, kadang bahasa melayu, cina atau india.  Tetapi bahasa Melayu masih tetap dominan.  Lagu2 melayu dan Indonesia apalagi sangat dominan di TV, walaupun sudah agak berkurang lagu Indonesianya.

Bahasa di pasar2, di pergaulan sehari2, bahasa rojak itulah yang dipakai.

Kadang2 disingkat2 seperti ini :  japje....  (sekejap sahaja = sebentar saja)

Takpe la... (tak apa la...), kadang juga kata "tak" ditulis dengan huruf "x" menjadi xpela...

xde = Tiada, tidak ada.  xkisah =  biarkan saja.

Bagi pendatang dari Indonesia, masalah bahasa tak terlalu jadi masalah, masing2 dapat berkomunikasi.

Tapi bagi pendatang dari negara lain, agak susah sedikit pada awalnya.  Seorang pelajar dari India menceritakan, pengalamannya pertama kali datang ke LCCT, dia pakai bahasa Inggris, where is UPSI ?  dijawab oleh orang Melayu, "tak tau".   How to get there ?  "tak tau".  Kata pertama yang dia tahu dan ingat adalah "tak tau".  Tapi setelah dua minggu di Malaysia dia sudah pandai menyanyi lagu bahasa melayu : "Siapa bilang gadis melayu tak menarik..."

Bahasa Inggris sekarang agak jarang digunakan, terutama di kampung2.  Tetapi untuk mata pelajaran tertentu diajarkan dalam bahasa Inggris.  Pelajaran Biologi, Fisika, Kimia dan Matematik diajarkan dalam bahasa Inggris dari tingkat SD, Sekolah menengah dan Perguruan Tinggi.  Pelajaran yang lain tergantung sekolah masing2, ada yang dalam bahasa India, bahasa cina dan juga bahasa melayu.

Problemnya ketika praktek mengajar di luar bandar (di luar kota), banyak anak melayu yang tak paham bahasa Inggris, akhirnya sekarang kembali ke Bahasa Melayu lagi untuk semua pelajaran.  Sementara cikgu (panggilan untuk guru), mengajarnya juga dengan bahasa rojak, inggris campur melayu, inggris campur india, atau inggris campur bahasa cina.

Pensyarah juga begitu, slide power point dalam bahasa Inggris, tetapi cakap dalam bahasa melayu.  Karena kalau full english, banyak juga yang tak paham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun