Jaman sebelum ada mesin tik dan komputer, pena adalah segalanya bagi wartawan. Sebuah mata pena dengan tinta secukupnya dapat merubah dunia. Mata pena dapat menggugat ketidak adilan dan menyuarakan kebenaran. Jaman pun telah berubah, kini bukan mata pena lagi yang dapat merubah dunia.
Sekarang jamannya tuts key board di komputer ataupun lap top yang akan mengubah dunia. Bahkan dengan bantuan internet, informasi dapat disebar secara cepat dalam hitungan detik atau menit, informasi sudah dapat tersebar ke seluruh dunia.
Bahkan di era sekarang ini, setiap warganegara dapat berperan aktif menjadi wartawan. Dengan memposting tulisan yang berbentuk reportase atau artikel, seorang warga dapat kesempatan yang sama seperti wartawan untuk mengubah dan mewarnai dunia. Contohnya tidak usah jauh2. Kompasiana yang merupakan blog keroyokan, sudah juga ikut andil mengubah ketidak adilan serta ikut menyuarakan kebenaran.
Kemarin malam, sebelum pergi tidur saya sempatkan menulis di kompasiana dengan judul : RS Omni Lebih Hebat Daripada SBY, selengkapnya silahkan baca di sini :
http://polhukam.kompasiana.com/2009/12/08/rs-omni-lebih-hebat-daripada-sby/
Tulisan yang menggugat ketidak adilan RS Omni yang seolah lebih hebat daripada Seorang RI-1, rupanya tulisan saya ini dibaca juga oleh sang presiden (maaf sedikit2 narsis...), narsis kok sedikit2, kepalang tanggung narsis aja sekalian. Rupanya, walaupun artikel itu saya tinggal tidur, ada 15 tanggapan yang tentu saja lucu2. Diantaranya begini :
8 Desember 2009 | 21:02
Selamat bermimpi ttg sby, prof. Salam.
Katedra Rajawen
8 Desember 2009 | 21:58
setuju apa yang bapak katakan, kalau sby baca dan marah bagaimana nih?
boy rachmad
>8 Desember 2009 20:58
>Pasti besok RI-1 turun tangan beresin masalah Prita.. setelah ditegur sama Prof… wuakakakakakak.. hahahahahhaha
isel sariandi
8 Desember 2009 21:09
RS OMNI INTERNASIONAL menurut saya, RS paling hebat. Bayangkan, sebagai perusahaan dengan core bisnis pelayanan/jasa, mustinya mereka membangun pencitraan yang baik, tapi kok sepertinya “menentang” badai….salute!
Rukyal Basri
8 Desember 2009 23:00
>Ha ha ha ha, habis posting, terus ditinggal tidur, itu juga demokrat ! Kan sudah ngomong duluan. ha ha ha, kalau anak anak pada berantem, terus dibiarkan aja, dengan demikian biar jadi kebal dan tau sendiri ginana rasa pukulan, itu juga demokrat. habis difitnah, tapi tenang aja, itu juga demokrat. habis ngotjol, bikin tulisan serius, ya demokrat juga. tapi kalau lihat rakyat yang teraniaya, perempuan lagi, tenang aja, itu demokrat sungguhan. gak tau deh, saya juga lagi agak pusing nih pak Nur ! Banguuunnn Ooooiiii, ha ha ha, nah yang ketawa ini benar benar demokrat,
Begitulah di antara tangapan2 yang masuk. Dan ternyata memang betul saja. Tidak sampai 24 jam dari penulisan artkel ini, maka RS omni mencabut gugatannya, Melalui bantuan Departemen kesehatan, negosiasi untuk menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan pun terlaksana. Maaf memaafkan kenapa baru sekarang, stelah ada artikel saya yang semalam ? Ada telpon dari pak SBY ke Departemen Kesehatan untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya ?
Untuk jelasnya baca di sini :
/RS.Omni.Bersedia.Cabut.Gugatan.Perdata
"Sepakat untuk menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan dan saling memaafkan. Sepakat untuk mencabut gugatan perdata," ujar Kuasa Hukum RS Omni Heribertus S Hartojo kepada Kompas.com pada Rabu (9/12/09).
Jadi saya semakin percaya nih, bahwa pak SBY selalu mengikuti artikel2 yang ada di kompasiana, khususnya artikel saya (wow ke ge er an banget ya). Tapi, percayalah kepada saya, bahwa Kompasiana.com rumah sehat kita ini sudah digandrungi oleh orang nomor 1 di negeri ini (RI-1), pak SBY gitu Lhoh.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H