Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kompasiana Sebagai Kekuatan Tekanan Publik

9 Desember 2009   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jaman sebelum ada mesin tik dan komputer, pena adalah segalanya bagi wartawan.  Sebuah mata pena dengan tinta secukupnya dapat merubah dunia.  Mata pena dapat menggugat ketidak adilan dan menyuarakan kebenaran.  Jaman pun telah berubah, kini bukan mata pena lagi yang dapat merubah dunia.

Sekarang jamannya tuts key board di komputer ataupun lap top yang akan mengubah dunia.  Bahkan dengan bantuan internet, informasi dapat disebar secara cepat dalam hitungan detik atau menit, informasi sudah dapat tersebar ke seluruh dunia.

Bahkan di era sekarang ini, setiap warganegara dapat berperan aktif menjadi wartawan.  Dengan memposting tulisan yang berbentuk reportase atau artikel, seorang warga dapat kesempatan yang sama seperti wartawan untuk mengubah dan mewarnai dunia.  Contohnya tidak usah jauh2.  Kompasiana yang merupakan blog keroyokan, sudah juga ikut andil mengubah ketidak adilan  serta ikut menyuarakan kebenaran.

Kemarin malam, sebelum pergi tidur saya sempatkan menulis di kompasiana dengan judul :  RS Omni Lebih Hebat Daripada SBY, selengkapnya silahkan baca di sini :

http://polhukam.kompasiana.com/2009/12/08/rs-omni-lebih-hebat-daripada-sby/

Tulisan yang menggugat ketidak adilan RS Omni yang seolah lebih hebat daripada Seorang RI-1, rupanya tulisan saya ini dibaca juga oleh sang presiden (maaf sedikit2  narsis...),  narsis kok sedikit2, kepalang tanggung narsis aja sekalian.  Rupanya, walaupun artikel itu saya tinggal tidur, ada 15 tanggapan yang tentu saja lucu2.  Diantaranya begini :

Honny

8 Desember 2009 | 21:02
Selamat bermimpi ttg sby, prof. Salam.
Katedra Rajawen
8 Desember 2009 | 21:58

setuju apa yang bapak katakan, kalau sby baca dan marah bagaimana nih?

boy rachmad

>8 Desember 2009 20:58

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun