BERBURU COTO MAKASSAR HINGGA KE KOTA DAENG - By Nur Terbit
Apa beda COTO dengan SOTO? Inilah yang membedakan COTO di Makassar Sulawesi Selatan dengan SOTO di tempat lain. Kalau SOTO bahan bakunya dari daging SAPI, kalau COTO di Makassar dari daging CAPI
Teman saya yang pengelola kuliner, masakan dan kue khas Makassar menambahkan: Kalau SOTO, katanya, makannya pakai SENDOK. Kalau COTO makannya pakai CENDOK
Tak mau kalah, saya timpali. Kalau SOTO pakai MANGKOK. Kalau COTO pakai CANGKOK
Ada cerita lain tentang COTO. Di Mandai, Sudiang tempat kelahiran saya, dulu ada anak muda yang namanya SAKKA COTO. Nama aslinya Sakka.
Tapi karena orang tuanya adalah penjual COTO Makassar, maka dia lebih dikenal dengan panggilan SAKKA COTO. Maksudnya Sakka yang bapaknya jual COTO
Lain lagi waktu masih kuliah. Biarpun isi kantong pas-pasan -- maklum mahasiswa yang masih menggantungkan uang jajan kiriman wesel pos orang tua di kampung -- sarapan atau makan siangnya tetap COTO.
Kebiasaan di warung sehabis makan COTO, penjualnya bertanya. Makan berapa? "Dua Lima (2-5)". Maksudnya 2 mangkuk COTO dengan 5 ketupat.
Giliran mahasiswa yang ditanya, dia jawab, "Lima Kosong (5-0)". Maksudnya 5 ketupat, COTO hanya kuahnya tidak pakai daging, jadi dihitung kosong. Hanya bayar ketupatnya
Nah kira-kira masih ada yang bisa menambahkan lagi?
Demikian kisah bang nurterbit. Semoga bermanfaat. Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI