Mohon tunggu...
Wartawan Bangkotan
Wartawan Bangkotan Mohon Tunggu... Jurnalis - Akun ke-2 setelah NUR TERBIT tak bisa dibuka 🙏

Wartawan biasa yang tidak pernah mau pensiun menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Dahlan Abubakar, Pedoman Rakyat, Identitas dan Ramang

1 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 1 Januari 2025   13:13 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teks gambar: M. Dahlan Abubakar dengan buku "Lorong Waktu" karangannya (sumber foto: FB - MDA)

Catatan Mudik Nur Terbit  (91)
DAHLAN ABUBAKAR, DARI BUKU "RAMANG" HINGGA "LORONG WAKTU"

"Lorong Waktu", salah satu buku karangannya. Ya buku autobiografi senior saya, kanda M Dahlan Abubakar ini, wartawan kawakan berlatarbelakang akademisi. Terakhir saya dapat info, beliau sempat jadi Humas sekaligus dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, lalu kini sudah pensiun.

Di buku "Lorong Waktu"-nya itu, kanda Dahlan berkisah antara lain tentang IDENTITAS, koran kampus yang menjadi kawah candradimuka jurnalistiknya. Betapa banyak akhirnya lahir dan tumbuh wartawan muda dari IDENTITAS ini yang bertebaran di sejumlah grup media besar di tanah air.

Sebut saja misalnya, Hamid Awaludin (mantan Menkumham), Aidir Amin Daud (mantan salah satu Direktur di Kemenkumham) keduanya dari IDENTITAS ke Harian FAJAR, dan beberapa lagi rekan lainnya, adalah "alumni" koran kampus IDENTITAS. 

Peran tutornya juga tak bisa dilewatkan dan dilupakan: Pak Sinansari Ecip (dosen, mantan KPI, MUI, pendiri koran Republika) dan almarhum Andi Syahrir Makkuradde, mantan koresponden Majalah Tempo dan pengelola majalah "Akselerasi".

Ini sedikit banyak saya ketahui antara Andi Syahrir Makkuradde dan Dahlan Abubakar, karena saya juga ketika itu aktif di koran kampus IAIN (sekarang UIN - Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar.

Kemudian belakangan ikut "nyemplung" jadi wartawan daerah di "SKH Mimbar Karya" (Pemred Moh Anis), berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) biro Indonesia Timur berkedudukan di Kota Makassar hingga hijerah dan bergabung di redaksi Jakarta.

Sebagai yunior, tentu saja saya banyak belajar kepada senior, termasuk salah satunya adalah kanda Dahlan ini. Ketika saya masih sekolah di Pendidikan Guru Agama (PGA) Kabupaten Maros (kini MAN - Madrasah Aliyah Negeri, setingkat SMA) banyak membaca artikel beliau, juga berita yang ditulisnya di koran harian "Pedoman Rakyat" (Pemred: LE Manuhua + M Basir).

Di koran daerah terbitan Kota Makassar dan kini sudah jadi online ini, sejak SMA sudah saya jadikan "ladang" bercocok tanam untuk latihan menulis. 

Di sini pula saya mengenal almarhum Abun Sanda, almarhum Marwan Akrah, Oemar Labetubun (Oemar Elar), ketiganya penulis kolom di "Pedoman Rakyat", namun satu antaranya berlanjut jadi wartawan (Abun Sanda di "Harian Kompas" Jakarta).

Dari "Pedoman Rakyat" tempat kanda Dahlan ini, saya memulai menulis. Ya menulis apa saja,  dan Alhamdulillah dimuat di PR - singkatan dari "Pedoman Rakyat". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun