Mohon tunggu...
Wartawan Bangkotan
Wartawan Bangkotan Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencoba melihat peristiwa dari sudut pandang yang lain

Wartawan biasa yang tidak pernah mau pensiun menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pak Tjip dan Bunda Rose yang Saya Kenal

31 Oktober 2024   22:42 Diperbarui: 31 Oktober 2024   22:47 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Air Yang Tidak Pernah Kering, Pak Tjip dan Bunda Rose Yang Saya Kenal -Oleh : Nur Terbit 

Kebiasaan yang buruk dan masih tetap dipertahankan oleh sebagian penulis termasuk wartawan, adalah baru memulai menulis disaat menjelang "deadline", atau batas terakhir pengiriman artikel maupun berita.

Dalam pertandingan sepakbola, menjelang "deadline" ini juga dikenal dengan istilah menit-menit terakhir atau masa "injury time". Yakni detik-detik menentukan dalam mencapai kemenangan, sebuah gol bisa menentukan kalah dan menangnya dalam pertandingan tersebut. 

Begitulah yang saya pribadi alami, ketika menyanggupi ikut rombongan dari kumpulan penulis Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) untuk menulis draft "60 Tahun Pernikahan Pak Tjipta" yang akan diterbitkan jadi buku kumpulan tulisan para penulis.

Sewaktu masih aktif di lapangan sebagai reporter surat kabar harian sore di Jakarta, kebiasaan buruk ini masih sering melekat pada diri saya dalam menjalani kehidupan di dunia media dan wartawan. 

Tapi karena bekerja di media yang terbit dan beredar di sore hari, waktu yang singkat dalam mengumpulkan data, informasi dan keterangan hasil wawancara, mau tidak mau memacu dan memicu semangat kita untuk menulis dengan cepat dalam tempo sesingkat-singkatnya. 

Istilah populer di dunia wartawan, menulis atau membuat berita yang "siap tayang". Artinya tidak perlu lagi diedit dan merepotkan hingga menambah beban editor (redaktur) di redaksi. Bahkan ketika peralatan jurnalistik dan teknologi masih "jadoel", berita dikirim wartawan lewat telepon umum coin atau kartu, harus dipastikan sudah siap tayang.

Untuk persiapan draft "60 Tahun Pernikahan Pak Tjipta" yang akan diterbitkan jadi buku kumpulan tulisan ini, penulis yang dipercaya sebagai editor naskah, adalah Mbak Muthiah Alhasany, penulis produktif yang terpesona akan keindahan "Turki" ini.

Melalui sarana komunikasi grup WhatsApp, Mbak Muthiah tidak henti-hentinya mengingatkan kepada lebih dari 60-an teman-teman penulis agar mematuhi "deadline" yang diberikan.

"Reminder: buat teman-teman yang belum menulis, waktu tersisa tinggal 10 hari. Per 1 Nopember saya tidak lagi menerima kiriman naskah. DEADLINE," tulisan Mbak Muthiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun