Ternyata pernah juga jadi wartawan bidang olahraga, mewakili Harian Terbit (Pos Kota Grup) meliput pertandingan sejumlah cabor (cabang olahraga) di Pekan Olahraga Nasional (PON).Â
Seperti kita ketahui bersama, belum lama ini sudah digelar Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024. Dari pengalaman Meliput PON sebagai wartawan, memang masih banyak yang perlu diperbaiki.
Meskipun tentu saja, tidak ada "pesta yang sempurna". Demikian juga dengan pelaksanaan PON yang menjadi "pesta" bagi atlit dan ajang olahraga nasional.
Ada sejumlah pertanyaan akhirnya muncul, seperti disampaikan ADMI. Kompasiana. Bagaimana pemerintah seharusnya membenahi persoalan ini? Sejauh mana dampak dari permasalahan dalam penyelenggaraan PON ini terhadap semangat sportivitas dan prestasi atlet?
Apa harapan masyarakat untuk penyelenggaraan PON di masa depan? Ya setidaknya seperti "secuil" pengalaman saya yang pernah ikut meliput PON.
WARTAWAN OLAH RAGA DI PON
Melihat hasil liputan teman-teman wartawan dari arena Pekan Olah Raga Nasional (PON), di antaranya di PON -XX di Papua pada  2 - 15 Oktober 2021 -- satu di antaranya ada sohib saya fotografer senior bang Gino Franki Hadi -- juga PON terbaru di Aceh dan Medan baru-baru ini (2024), saya jadi teringat kembali kenangan saya sekitar 40 tahun silam (1980-an) pada PON ke-XI di Jakarta.
Ketika itu, kantor tempat saya bekerja -- Harian Terbit Pos Kota Grup -- menugaskan untuk bergabung sebagai wartawan olah raga dalam tim liputan selama ajang nasional bergengsi PON ke-XI ini berlangsung.
Seperti diketahui PON XI, Jakarta menjadi tuan rumah. Upacara pembukaan dilakukan tanggal 9 September dan penutupan 20 September 1985.