Mohon tunggu...
Wartawan Bangkotan
Wartawan Bangkotan Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencoba melihat peristiwa dari sudut pandang yang lain

Wartawan biasa yang tidak pernah mau pensiun menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Jangan Mati Kecuali Sudah Menulis Buku

27 Agustus 2024   11:27 Diperbarui: 27 Agustus 2024   11:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Input sumber gambar Nur Terbit 
Input sumber gambar Nur Terbit 


"Jika engkau ingin kekal, maka menulislah," kata sebuah pepatah.
Terkait itu, sangat mudah kita mendapatkan contohnya. Lihatlah Imam Al-Ghazali yang punya banyak karya buku. Meski telah lebih dari seribu tahun wafat, nama dan  pemikirannya terutama di buku "Ihya Ulumiddin" terus disebut dan dikutip orang di berbagai penjuru dunia.

Sementara, di negeri ini nama Hamka (Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah) akan lama diingat orang. Misal, lewat karya "Tafsir Al-Azhar" dan "Tasawuf Modern"-nya. Bahkan, nama Hamka juga bisa diingat melalui novel islami-nya seperti "Di Bawah Lindungan Ka'bah" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck".

Begitu juga ulama semisal Hasbi Ash-Shiddiegy, A. Hassan, dan Natsir. Hasbi Ash-Shiddiegy akan diingat antara lain lewat "serial" panduan ibadahnya seperti "Pedoman Haji".

A. Hassan diingat antara lain melalui "Tafsir Al-Furgan" dan "Pengajaran Shalat"-nya. Natsir akan diingat antara lain lewat "Capita Selecta" dan "Fighud Dakwah"-nya.

Buku ini "Menulislah, Engkau Akan Dikenang" ditulis oleh M. Anwar Djaelani (Pustaka Al Kautsar) merekam kisah hidup puluhan ulama-penulis di negeri ini.

Setelah membacanya, semoga timbul niat kita menulis. Niat itu bukan karena ingin nama kita menjadi kekal dalam ingatan masyarakat. Bukan, sama sekali bukan untuk itu!

Kita menulis semata-mata karena Allah dan berharap nilai dakwahnya berjangka panjang. Hal ini, karena berdakwah lewat tulisan punya sejumlah keutamaan termasuk bisa diakses dalam waktu yang lama. Bahkan, berkemungkinan "abadi"

Bismilah, menulislah. Ikuti jejak para ulama yang di samping aktif berdakwah lewat lisan juga melalui tulisan.

Cover buku Nur Terbit, desain Ajinata (foto dok pribadi)
Cover buku Nur Terbit, desain Ajinata (foto dok pribadi)

"Jangan mati kecuali Anda sudah menulis karya," pesan Allahuyarham Ali Mustofa Yogub berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun