Mohon tunggu...
Nur Taufik
Nur Taufik Mohon Tunggu... Guru - Blogger - Guru

Calon Journalist

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kebaya Festival 2024, Cerminkan Rasa Bangga Terhadap Wastra Nusantara

29 Juli 2024   11:54 Diperbarui: 29 Juli 2024   11:57 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Kaya membuat festival kebaya dengan tema "Kebaya Fest 2024" di Pos Bloc, Jakarta Pusat.

Acara ini menjadi pemeriah dari Hari Kebaya Nasional 2024 yang jatuh pada 24 Juli 2024 kemarin. Kebaya fest 2024 menggelar festival selama tiga (3) hari, dari tanggal 26-28 Juli 2024. Dengan menggandeng beberapa intansi seperti, Dinas Pendidikan, Komunitas Kebaya Menari dan Bakti Budaya Djarum Foundation.

Ada kegiatan apa saja dalam kemeriahan Kebaya Fest 2024 ini?

Yang pertama ada pameran bertema "Kebaya Kala Kini" oleh Didit Maulana, untuk menuju ruang pameran kita harus melalui pintu utama Pos Bloc, lalu sesampainnya didalam intansi kalian akan disuguhkan dengan beragam karya dan penjelasan apa itu kebaya bagi seorang Didit Maulana di era modern.

"Perjalanan kebaya adalah salah satu perjalanan terindah yang pernah saya saksikan. Sebuah perjalanan untuk mengenal diri sebagai orang Indonesia". Kutip Didit Maulana.

Instalasi pameran
Instalasi pameran "Kebaya Kala Kini" karya Didit Maulana. Sumber gambar Nur Taufik A.G

Jelajah Pameran Kebaya Karya Didit Maulana

Kisah Kebaya. Bicara tentang kebaya artinya adalah berbicara tentang nilai-nilai yang terkandung didalamnya; tentang karakter dan cerita hidup di setiap detailnya. Kebaya sejak dulu sudah menjadi identitas di beberapa wilayah Indonesia yang terus lestari hingga kini.

Keberadaanya terus turun temurun dari generasi kegenerasi dan menjadi busana favorit bagi perempuan Indonesia. Kini kebaya memiliki ragam penampilan yang berbeda, kebaya tidak lagi dianggap kuno. Kebaya menjadi sebuah cerminan dan integritas kemurnian hari manusia.

Kebaya pendek . Kebaya pendek kutu baru sifon sutra bermotif bunga memiliki siluet kebaya kutu klasik tahun 1940. Kebaya pendek kutu baru ditambahkan angkin merah serta selendang berbahan sifon dengan warna yang senada untuk menjadi sentuhan manis pada tampilan kebaya ini.

Kebaya Kutu Baru. Kebaya kutu baru merah muda dibuat dari bahan lace dengan gabungan sisi tradisional dengan modernitas. Kebaya kutu baru dihiasi dengan angkin dan selendang organza berwana merah muda. Pada kebayanya terdapat payet emas yang menambah aksen keanggunan dan keistimewaan pada kebaya.

Kebaya Kartini. Kebaya dengan potongan bukaan depan terbuat dari bahan lace berwarna putih dan ditambah dengan detail aplikasi bordir halus bermotif bunga akan menambah sentuhan manis bergaya peranakan pada kebaya.

Kebaya Panjang. Kebaya panjang adalah baju berbentuk blus denga  bukaan depan yang memiliki panjang selutut atau lebih. Untuk kebaya panjang ini terbuat dari bahan beludru merah maroon yang dibordir halus emas bermotif bunga dan ditambahkan payet emas untuk memberi kesan mewah dan berkilau pada kebaya.

Suasana both Pasar kebaya yang menjual beragam wastra dan perhiasan seperti manik-manik, cincin dan gelang. Sumber gambar Nur Taufik A.G
Suasana both Pasar kebaya yang menjual beragam wastra dan perhiasan seperti manik-manik, cincin dan gelang. Sumber gambar Nur Taufik A.G

Pemilihan Katerial Kebaya Menurut Didit Maulana

Adapun material yang digunakan oleh Didit Maulana dalam membuat kebaya adalah dengan beragam macam bahan, seperti: Katun, Jacquard, Sifon, Brokat, Organdi, Beludru.

Menurut Didit tiap-tiap bahan itu istimewa dan memiliki kenidahannya masing-masing, karena selam ini ia tidak pernah mencintai satu jenis bahan saja, menurutnya pengaplikasian bahan adalah hanya ketersesuaian saja.

Proses mendesain kebaya ala Didit Maulana

"Bagi saya merancang sebuah kebaya atau busana lainnya adalah suatu bentuk komunikasi. Apa yang nantinya lahir dari kepala saya adalah hasil dari lempar tangkap ide dengan orang yang nantinya akan mengenakan busana rangcangan saya pribadi. Proses diskusi dan bertatap muka secara langsung dengan calon pengguna kebaya adalah tahap pertama yang wajib saya lakukan".

"Dari hasil dari diskusi biasanya baru akan diketahui peruntukan kebaya nantinya ingin dibuat apa?, tempat acara yang akan mengenakan kebaya, asal-usul adat calon pengguna kebaya, serta karakter dan seleranya yang akan menentukan tahap selanjutnya". Ungkap Didit Maulana.

foto ketikaa Fanny memberikan bunga kepada para penggemarnya di Kebaya Fest 2024. Sumber gambar Nur Taufik A.G
foto ketikaa Fanny memberikan bunga kepada para penggemarnya di Kebaya Fest 2024. Sumber gambar Nur Taufik A.G

Kemeriahan masih berlangsung dan pada hari kedua (27/07/24) "Kebaya Fest 2024". Indonesia Kaya menghadirkan Komunitas Kebaya Menari untuk performance fashion show dan juga musisi musisi Fanny Soegi.

Menurut saya sangat cocok sekali penampilan musik pada festival ini dimeriahkan dengan penampilan musik oleh Fanny Soegi, Muka khas Indonesia yang mempesona dengan balutan khas kebaya setiap rilis lagunya adalah nilai lebih yang diberikan untuk Fanny Soegi.

Delapan sampai sembilan lagu dibawakan oleh Fanny pada pertunjukannya di "Kebaya Fest 2024". Beberapa lagunya seperti, Saturnus, Semenjana dan di akhiri lagu Asmalibrasi mengajak penonton yang melihatnya ikut terbawa untuk bernyanyi bersama, suaranya yang lembut seperti gelombang di atas angin menjadi sorotan ciri khas Fanny Soegi.

Kebaya merah yang menyala menambah keanggunannya di "Kebaya Fest 2024". 

Karena festival ini adalah festival yang menyuarakan tentang keindahan kebaya, maka para pengunjung yang hadir diwajibkan menggunakan kain wastra seperti batik untuk pria dan kebaya untuk wanita.

Dari seluruh rangkaian acara Kebaya Fest 2024 yang saya lewati adalah dimana kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus bangga dan selalu menjaga sebuah budaya yang sangat elok dan menjadi cerminan martabat dan simbol ciri khas Indonesia, majulah Indonesia dengan ragam budaya, bahasa dan keindahan wastranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun