Mohon tunggu...
Nur Taufik
Nur Taufik Mohon Tunggu... Guru - Blogger - Guru

Calon Journalist

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Bedah Kasus Sambo bersama Prof. Mahfud MD Melalui Buku Budiman Tanuredjo

4 Maret 2024   11:55 Diperbarui: 8 Mei 2024   12:41 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bedah kasus Sambo oleh Prof. Mahfud MD. Sumber pribadi (Nur Taufik). Bentara Budaya.

(26/02/2024) Gedung Bentara Budaya, Jakarta Pusat. 

Pendahuluan Oleh Budiman Tanuredjo

Merupakan momen sepesial bagi Budiman Tanuredjo, jurnalis senior Harian KOMPAS. Kenapa dikatakan sepesial? Karena pada hari tersebut merupakan hari peluncuran dua buku miliknya yang berjudul Menjaga "Danyang" Jurnalisme dan Merawat Keindonesiaan dan Kemanusiaan.

Di balik tanggal yang dipilih dalam acara peluncuran buku ini adalah hari ulang tahun dan masa purnatugas Budiman Tanuredjo sebagai wartawan dan jurnalis di Harian KOMPAS.

Sudah tiga puluh lima (35) tahun ia berkarir dan berkiprah menjadi seorang wartawan, banyak kisah dan pengalaman yang dirinya dapat semasa melakoni semua tugas tersebut.

Pendahuluan oleh Penulis Budiman Tanuredjo tentang 2 bukunya. Sumber Pribadi (Nur Taufik).
Pendahuluan oleh Penulis Budiman Tanuredjo tentang 2 bukunya. Sumber Pribadi (Nur Taufik).

Budiman Tanuredjo merefleksikan awal dirinya terjun dalam jurnalisme adalah sebagai (survive) kemampuan bertahan hidup untuk membiayai kebutuhannya selama berkuliah.

Tahap kedua setelah Budiman Tanuredjo merefleksikan arti jurnalisme sebagai teknik bertahan hidup adalah membawa kedamaian, karena menurutnya setiap individu harus bisa memberikan keuntungan bagi orang lain semasa hidupnya.

Lalu tahap ketiga adalah bagaimana jurnalisme bisa ikut mempengaruhi proses yang ada di pemerintah, dan bagaimana cara agar bisa terbentuknya pikiran masyarakat tentang bagaimana Indonesia dimasa yang akan datang.

Budiman turut menjelaskan penggunaan kata Danyang dalam judul bukunya merupakan hasil dari perjalanan ke sejumlah tempat dengan melakukan tanya jawab dengan siapa pun yang ia temui.

Lalu kemudian inspirasi kata Danyang tersebut didapatkan di Yogyakarta. ketika sedang berbincang dan ada yang mengatakan "Tolong jaga Danyang morat loncat" dalam arti "Morat locat" adalah tidak keluar dari tubuh pers itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun