Minggu 25 Februari 2024 Penerbit Buku Kompas bersama Jakarta Book Party mengadakan "Kelas Menulis Kreatif"Â di Kompas Intitute Gedung Kompas Gramedia lantai 3.
Acara dimulai pukul 14.00 - 17.00 WIB bersama tiga pemateriÂ
-  Hilmi Faiq             (Editor Cerpen Kompas.id)
-  Novka Kuaranita       (Cerpenis Harian Kompas)
-  Denty Piawai Nastitie  ( Jurnalis Traveler & Politik Kompas)Â
Dalam perkenalan dengan panelis pertama yaitu ka Novka, ia bercerita bahwa sempat beberapa kali menulis cerpen yang mana cerpen tersebut masuk dalam kategori cerpen pilihan Kompas yang diterbitkan setiap tahun.
Lalu setelah perkenalan singkat, masuk dalam materi pertama dari ka Novka dengan tema "Berani Mulai Menulis Cerpen" karena menurutnya langkah pertama yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah keberanian.
Kendala Para Penulis yang sering dialami biasanya berupa.
- Merasa insecure dengan tulisan.
- Tidak berani memulai.
- Gangguan Kritikus Internal.Â
Kritikus internal ini harus dibungkam terlebih dahulu ketika kita sedang menulis dan boleh muncul kembali pada tahap editing ketika tulisan sudah selesai.
Tiga Dasar Struktur Menulis Cerpen
1. Menyadari ide
2. Mewujudkan ide
3. Menyelesaikan ide
1.Menyadari IdeÂ
Menyadari ide merupakan awal titik berangkat semacam pemantik yang memancing kita dalam menghasilkan sebuah ide, contohnya bisa kita temukan ketika menonton dialog sebuah film, artikel berita, adegan menarik, obrolan orang dan lain sebaginya, beberapa contoh tadi bisa menjadi benih awal untuk menulis.
Hal yang paling penting ketika kita mendapatkan sebuah ide adalah kita menulis dan mencatatnya untuk ditabung, semacam kenangan yang kemudian kita catat itu bisa menjadi sebuah landasan ide penulisan.
Jadi apapun yang menarik yang pernah kita alami catat dan tabung terlebih dahulu, karena dari ide yang kita tabung dalam catatan tersebut bisa kita buka lagi ketika ingin mengembangkannya menjadi narasi sebuah ide yang lebih luas.
Proses Kreatif
Dalam proses kreatif ada tiga tahap yaitu.
Tahap Dorongan
Dalam tahap dorongan terdapat stimulus yang mendorong dan merespon ide sebuah gagasan.
Tahap Perenungan Â
Dalam tahap perenungan adalah cara kita dalam mengelola informasi dan meriset data-data lain yang sudah terbentuk wujudnya. Dalam tahap ini kita bisa mengevaluasi lagi apakah ide ini benar dan serius akan kita kembangkan menjadi sebuah tulisan.
 Tahap Jawaban
Tahap jawaban adalah ketika kita sudah menemukan sebuah gambaran ide apa yang akan kita kembangan hingga akhir tulisan.Â
Contoh : "Saya ingin menulis cerpen tentang.....".
Dalam Tiga Tahap di atas kita bisa mengeksplorasi seluas mungkin tentang tulisan apa yang akan kita garap hingga akhir
2. Mewujudkan Ide
Dalam langkah mewujudkan ide kita butuh perancangan wujudnya dan berikut empat hal yang dibutuhkan.
Kerangka atau Struktur
Kerangka atau struktur ibarat sebuah tulang manusia, yang mana rangka dan struktur dasarnya itu sama akan tetapi memiliki bentuk yang berbeda.
Begitupun sebuah cerita, dasar sama yang biasa kita gunakan adalah struktur dasar narasi. Dan Struktur dasar narasi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu.
 Pengenalan
Dalam bagian pengenalan, karakter, tema dan sebagainya akan mulai dimunculkan.
 Ketegangan Klimaks
Ketegangan klimaks adalah jalan cerita yang menghadapi sebuah tantangan ataupun kesulitan semacam konflik dalam mencapai tujuannya.
  Resolusi
Resolusi adalah sebuah jawaban akhir dari pertanyaan-pertanyaan usai mencapai puncak dari ketegangan klimaks dari sebuah cerita.
Kerangka atau Struktur dibutuhkan bagi orang yang dalam penulisannya itu terstuktur kemana arah yang akan dia bawa dan kemana dia akan menjelajah dengan tulisannya.
Karena ada orang yang menulis tanpa struktur, dalam bahasa di sebut Intuitive atau menulis dengan spontan tanpa sebuah kerangka.Â
Sebuah tulisan yang baik adalah bukan tentang apa dan apa, tetapi tentang bagaimana dan mengapa
Tokoh atau Karakter.
Tokoh tidak harus menusia. Tumbuhan dan hewan bahkan benda-benda mati juga bisa menjadi sebuah tokoh dalam sebuah cerita. Tokoh harus dipersonifikasi seolah-olah dia hidup dan memiliki sebuah perasaan dan juga fikiran.
Bagaimana membuat tokoh yang tidak membosankan?
Agar tokoh yang diperankan tidak membosankan kita wajib mengenalinya seakan-akan dia benar-benar ada dan hidup dalam wujudnya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!