Lalu ada hal yang menginspirasi dari terciptanya nama belakang Ziggy yang unik ini adalah, ayahnya terinspirasi dari karya film berjudul Zabriskie Point karya Michelangelo Antonioni pada 1970.
Lanjut ke acara sharing dengan Penulis, Ziggy ditemani moderator Kumpul Baca yaitu Azizah Nusaibah menceritakan perjuangannya selama menulis naskah karya-karya novelnya.
Menurutnya ada dua naskah yang masuk kategori sulit dan berat untuk ditulis dan dua tulisan tersebut kebetulan juga diterbitkan secara bersama melalui Penerbit KPG, yaitu novel "Tiga dalam kayu (2022)" dan novel "Pulau Batu di Samudra Buatan (2023)".
Kesulitan menulis naskah novel "Tiga dalam kayu (2022)" terletak dalam proses penulisannya yang cukup membuat emosinya terkuras, meskipun akhirnya novel ini selesai hanya dengan waktu kurang lebih satu bulan saja.
Lalu kesulitan kedua yaitu dari novel "Pulau Batu di Samudra Buatan (2023)" tingkat kesulitan dari novel ini adalah dalam hal penulisan. Padahal menurutnya inspirasi menulis novel ini sebenarnya sudah muncul ketika ia sedang menulis novel "Semua Ikan di Langit" terbitan (Grasindo).
Berlanjut ke sesi sharing peserta dengan Penulis, sekitar ada empat orang peserta yang mendapatkan kesempatan tersebut dan hal-hal yang mereka tanyakan sangat berfariasi dari bagaimana langkah awal menulis buku sampai sharing tentang inspirasi tokoh-tokoh yang dipakai dalam novel yang ditulis.Â
Berlanjut ke acara terakhir yang ditunggu-tunggu yaitu foto bersama dan book signing langsung oleh penulis Ziggy. Kurang lebih tujuh puluh peserta menghadiri acara Temu Penulis ini dan mereka dengan tertib dan rapih mengantri untuk mendapatkan giliran untuk foto dengan penulis sekaligus book signing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H