Pengalaman 8 Januari 2024 ketika berkunjung ke pameran "Pascamasa", sabuah karya seni terbaru dari 12 seniman yang di gelar di Galeri Nasional.
Sebelum kalian berkunjung tarlebih dahulu daftarkan diri melalui : https://gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami/kunjungan-perorangan/31 . Kemudian scan tiket sebelum memasuki ruang pameran di ruang registrasi.
Lokasi Galeri Nasional persis di sebrang Stasiun Gambir, Jakarta pusat. Kalian dapat mengaksesnya dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti Transjakarta.
Pameran "Pascamasa" berlangsung dari tanggal 21 Desember 2023 - 21 Â Januari 2024 dan buka setiap hari untuk umum.
Ketika memasuki ruang pameran, pengunjung akan disuguhi dengan subtema "Pascamasa" yang menganalogikan tentang isu-isu "Kesudahan". Seperti pascamodernisme, pascaindustrial, pascakebenaran. Isu-isu tersebut merupakan respon para seniman terkait dengan wacana budaya dan bentuk transformasi seniman Indonesia dalam menuangkan karya di luar batas medium.
Sebelum memasuki ruangan, para pengunjung akan di beri arahan dan peraturan-peraturan selama berada di ruang pameran oleh para petugas jaga.
Di bawah sini merupakan beberapa penjelasan dan visualisasi yang saya serap dari beberapa karya seniman di pameran "Pascamasa".
Arafura
Arafura merupakan sebuah media desain studio yang berdiri dari tahun 2020, beranggotakan lima orang seniman.
Pada pameran Pascamasa. Arafura menghadirkan satu pengalaman melalui desain, kesenian, musik, teknologi dan lain sebagainya dengan medium yang blur.
Dengan harapan menciptakan diskusi keilmuan kepada para pengunjung dengan praktik kesenian yang canggih atau new media dan dapat membuka ruang dialog lintas disiplin dan lintas demografi.
Arkiv Vilmansa
Seniman berkelahiran Bandung ini merupakan sarjana Arsitek yang menyukai karya visual.
Karya yang dibawanya pada pameran Pascamasa merupakan 3 karya yang istimewa, karena karya ini belum pernah dia buat sebelumnya, yang mana menggabungkan sculpture dengan painting dalam satu medium.
Tema yang di tuangkan oleh Arkiv pada pameran Pascamasa berkaitan tentang maritim dan biota laut, yang terinspirasi dari kejadian masa kecil pernah tersengat ubur-ubur di pantai Ancol.
Dan karya tersebut menjadi titik balik dari trauma dengan biota-biota laut menjadi cinta karena keindahan yang tiada taranya.
Azizi Al Majid
Azizi Al Majid merupakan seniman yang saat ini sedang bekerja di Bandung.
Karya yang di pamerankan pada pameran Pascama bertema " The Internet Love Machine ". Yang mengikhtisarkan persoalan meme sebagai bentuk format visual.
Menurutnya meme merupakan sebuah fenomenal kultural dan global yang memiliki semangat kolektif dan organik. Karyanya yang di pamerankan berbentuk medium cetak di atas kanvas dan visualisasi vidio.
Condro Priyoaji
Seniman berkelahiran Jember, Jawa Timur pada 1993. Condro mengenyam pendidikan di Universitas ITB dan lulus pada 2016 di studio seni lukis.
Condro menampilkan karya Site-Specific yang menggambarkan proyeksi bayangan manusia dari pancaran sinar lampu di tengah ruangan.
Menurut Condro bayangan adalah entitas yang terjadi secara saintifik  yang menjadi sebuah pengalaman yang abstrak.
Bayangan terjadi secara acak dan menjadi sebuah jejak akan semua yang pernah di lalui. Karena kita hidup diruang waktu yang tidak pernah berhenti berputar.
Fransziska Fennert
Franziska merupakan seniman wanita berkebangsaan Jerman.
Dalam karya yang di pamerkan pada pameran Pascamasa dalam bentuk sculpture. Fransziska ingin menyampaikan bahwa keterkaitan antara manusia, hewan dan tumbuhan merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa terhindarkan. Semua saling berkaitan dan saling membutuhkan dalam suatu ekosistem kehidupan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!