Pengamen, pada artikel ini saya ingin bercerita tentang beberapa pengalaman pahit ketika bertemu dengan pengamen yang menurut saya sangat meresahkan.
Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanyaSebenarnya dulu saya sangat berempati ketika bertemu dengan para pengamen, berapapun akan saya bayar mereka, ketika mereka mulai menyanyikan lagu yang dibawa.Â
Namun setelah beberapa kejadian yang saya alami selama dilapangan membuat rasa empati kini berubah menjadi rasa resah dan tidak nyaman.
Pengalaman Pertama.Â
Pada liburan akhir tahun 2022 lalu yang mana kejadian tersebut terjadi di Kota Bandung.Â
Kebetulan sekali pada tahun lalu abang saya masih berkuliah di Bandung tepatnya di Universitas Telkom yang berlokasi di Kec. Buah Batu, saya berkesempatan menginap di kosan abang selama enam hari sampai malam tahun baru 2023.
Kejadian yang saya alami tepat di hari ketiga di waktu saya sedang hunting foto di Jalan Asia Afrika, bermula ketika saya bersama abang pergi ke Pasar Antik Cikapundung untuk menemui salah satu temannya.
Ketika tiba di lokasi, bertemulah mereka dengan dilanjut bercakap ria. Setelah itu kemudian saya langsung pamit untuk pergi ke Jl. Asia Afrika, karena posisi lokasi Pasar Cikapundung bersebrangan dengan Jl. Asia Afrika saya langsung berjalan kaki menuju lokasi dengan membawa kamera Canon M50 dengan lensa tele 70-200 untuk hunting street fotografi.
Ketika sedang seru-seru hunting foto, datang lah pengamen pertama dengan menggunakan gitar dan kaca mata hitam, ketika dia mulai bernyanyi saya memberinya kode dengan tangan bahwa saya tidak mempunyai uang recehan.
Akan tetapi kode yang saya berikan sama sekali tidak digubris olehnya, dengan santai saya langsung pergi dengan melanjutkan hunting foto di lokasi tersebut, akan tetapi bukannya pergi sang pengamen terus saja membuntuti hingga akhirnya dia memepet kedepan untuk menghalangi jalan yang akan saya lewati.