Kementrian PUPR kembali menggelar pameran di Indonesia Arena GBK, Â Senayan, Jakarta. namun kali ini tema yang disajikan mengusung tema "Water Art Installation" atau Seni Instalasi Air.
Ruang pameran yang tersusun dari beberapa cluster seolah mengajak para pengunjung untuk melihat perkembangan instalasi air dari tahun ke tahun.
Di tambah dengan seni visualisasi tiga dimensi (3D) pada setiap ruangan yang di lalui, seakan-akan menarik imajinasi pengunjung tentang indahnya alam jika manusia terus menjaga ekosistemnya dengan baik terutama persoalan mengenai kebutuhan pokok air baku.
Terlihat juga para pengunjung yang datang tidak melewati dengan sekilas momen ini, akan tetapi setiap dari mereka mengabadikan satu demi satu foto entah bersama pasangan, teman, anak ataupun keluarga.
Pada pameran Water Art Installation ini ada beberapa poin penting yang saya dapatkan, seperti perkembangan sistem irigasi yang ada di Indonesia mulai dari sistem yang tradisional hingga sistem modern.
Sistem irigasi teknis modern yang kini di kembangkan adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan swasembada pangan di Indonesia.Â
Menurut Informasi yang tertera pada pameran tersebut adalah beragam pembagian sistem irigasi.
1. Sistem Irigasi Bendungan.
2. System Of Rice Intensification (SRI).
3. Sistem Perpipaan.
4. Sistem Irigasi Pancaran atau Spinkler.
5. Sistem Irigasi Tetes.
Data perkiraan yang di sampaikan pada pameran juga menyebutkan bahwa potensi ketersediaan air di Indonesia pada setiap tahunnya mencapai 2,8 Triliun M3 dan cakupan besar tersebut sangatlah berlimpah, karena jika di kisarkan maka persetiap kepala akan mendapatkan 10.000 M3 setiap tahunnya, yang mana jika di lihat konsumsi dasar pada setiap orangnya hanya mencapai 2.000 M3 perorang pertahun.
Macam kelas air juga di kategorikan pada pameran ini, dan kategori tersebut terbagi menjadi dua, yaitu air yang dapat langsung di konsumsi seperti mata air dan air tanah dan yang kedua adalah air yang harus di olah terlebih dahulu seperti air danau, waduk, situ dan bendungan.
Cakupan bagi daerah kering dan pulau-pulau kecil di Indonesia.Â
Sistem irigasi yang cocok di gunakan untuk wilayah ini adalah teknologi penampungan air hujan (rain harvesting) dengan beragam contoh.
- Teknologi IPAH (Instalasi Penampungan Air Hujan).
- Teknologi ABSAH Â ( Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan).
- Teknologi ABSAH Modular.
- Sumur Resapan / Biopori.
Untuk meningkatkan kapasitas debit aliran sungai Kementrian PUPR terus bergerak melakukan normalisasi bantaran sungai dari berbagai bangunan liar. Tak hanya itu pembangunan non-struktural juga diperlukan untuk meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap insfrastruktur SDA.
Pemanfaatan yang optimal dari sistem irigasi juga akan membawa hasil yang lebih banyak seperti terbangunnya bendungan sebagai sarana rekreasi yang otomatis akan meningkatkan sektor periwisata dan tumbuhnya UMKM pada daerah tersebut.
Lalu inovasi teknologi terbarukan yaitu pengembangan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) terapung yang mana telah di resmikan oleh bapak Presiden Joko widodo di bendungan Cirata kamis 9 November 2023.Â
Merupakan salah satu trobosan besar bahwa beragam aspek memiliki potensi yang lebih besar, jika benar-benar di kelola dengan baik terutama pada sistem pengairan yang mana berpengaruh kepada keberlangsungan hidup manusia, hewan dan tumbuhan.
Pameran Water Art Installation di adakan dari tanggal 1-4 Desember 2023. Bagi yang sudah berkunjung yuk ceritakan pengalaman kalian pada kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H