Mohon tunggu...
Nur Taufik
Nur Taufik Mohon Tunggu... Guru - Blogger - Guru

Calon Journalist

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bedah Novel Fiksi Karya Yon Bayu Wahyono "Kelir" dan "Prasa"

2 November 2023   09:28 Diperbarui: 2 November 2023   10:19 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi diskusi antar penonton dan pengisi acara seputar novel "Kelir dan "Prasa". sumber dokumentasi pribadi.

Pada Minggu 29 Oktober 2023 bertempat di  PDS. HB. Jassin, Gedung Ali Sadikin, Lt.4, Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya. Telah berlangsung acara bedah novel fiksi "Prasa" dan "Kelir" karya dari Yon Bayu Wahyono.

Acara tersebut berlangsung dari pukul 13:30 -- 15:30 yang dipandu oleh Nuyang Jaimee sebagai moderator. Terlihat antusias berdatangan dari beragam kalangan yang turut ingin menyaksikan acara bedah novel karya Yon Bayu Wahyono.

Jika dikisarkan hampir 100 orang hadir dalam bedah novel kali dan hampir sebagian besar pada pertemuan tersebut dihadiri oleh para kompasianer dari Kompasiana. Dan hal itu juga menjadikan acara tersebut sebagai ajang silaturrahim antar sesama blogger kompasiana.

Keseruan antara penonton dan para pengisi acara. sumber dokumentasi pribadi.
Keseruan antara penonton dan para pengisi acara. sumber dokumentasi pribadi.

Sejujurnya saya perdana mengikuti acara bedah novel dengan ditemani beragam blogger senior dari kompasiana, dan pada acara bedah novel yang saya ikuti kali pertama ini ditemani oleh mas Iqbal dan Bapak Horas, dan itu merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk saya.

Acara dimula dengan pembacaan nukilan dari novel "Kelir".

Pembacaan nukilan pertama dibacakan oleh ibu Retno Budiningsih dengan intonasi yang mendayu-dayu, membuat para pendengar terdiam dan terkesima dengan aura lantunan nukilan yang dibawakannya, dalam nukilan novel "Kelir" sering sekali di angkat kata kejawen yaitu sebuah kata kepercayaan di pulau Jawa yang membuat para hadirin penasaran dengan kata tersebut.

Setelah nukilan dibacakan berlanjut dengan penjelasan dan pembahasan oleh bapak Sunu Wasono yang merupakan salah satu mantan dosen dari Universitas Indonesia. Ia memberikan beberapa kritik mengenai beberapa penulisan yang kurang tepat, seperti " menampakan, menggerak-gerakan yang seharusnya dengan dua huruf "K" tetapi dalam novel tersebut hanya dengan satu huruf "K".

Pembacaan nukilan oleh ibu Devi Matahari. Sumber dokumentasi pribadi.
Pembacaan nukilan oleh ibu Devi Matahari. Sumber dokumentasi pribadi.

Novel "Prasa".

Berlanjut kepada novel yang kedua yaitu "Prasa". Sebelum dijelaskan terlebih dahulu dibacakan nukilan dari novel tersebut oleh ibu Devi Matahari. Dalam nukilan yang dibawakan ibu Devi menggunakan nada dengan intonasi puitis karena dalam novel "Prasa" banyak sekali kata dan ungkapan yang menggunakan kalimat puitis.

Bapak Isson Khairul pembahas novel
Bapak Isson Khairul pembahas novel "Prasa".  Sumber dokumentasi pribadi.

Terdapat beberapa kritik dari bapak Isson Khairul setelah dirinya menjelaskan tentang novel "Prasa" bahwa terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami oleh pembaca dan percakapan yang seharusnya tokoh perempuan namun masih tergambar kurang halus bahwasannya tokoh tersebut bukanlah seorang perempuan melainkan tokoh laki-laki, "mungkin karena penulisnya seorang pria dan mantan jurnalistik maka penulisan percapakan tokohnya belum begitu halus". Ungkap Isson Khairul.

Sebelum memasuki sesi trakhir ada sesi diskusi yang dilontarkan dari para peserta yang datang, diantaranya mengenai target pembaca usia berapa dan kalangan apa?, lalu setelah novel ini rilis apakah ingin dibuat sebuah serial film dan lain sebagainya?

Jawaban dari Yon Bayu Wahyono mengenai pertanyaan tersebut adalah, "target yang ia akan sasar lebih meliputi anak muda agar menaikan minat dalam membaca yang kemudian membuka tentang sejarah juga adat kebudayaan, jika diangkat sebagai film atau karya yang lain menurut saya silahkan saja yang terpenting saya sudah menerbitkan karya saya, entah bagaimana kedapan "monggo". Ungkapnya.

Sesi diskusi antar penonton dan pengisi acara seputar novel
Sesi diskusi antar penonton dan pengisi acara seputar novel "Kelir dan "Prasa". sumber dokumentasi pribadi.

Acara bedah novel tersebut berajalan dengan lancar dan asik karena kehangatan dari penulis, moderator dan pembahas membuat suasana semakin seru dan tidak tegang. Sebelum masuk sesi penutupan para panitia dalam acara bedah novel tersebut mendapatkan masing-masing  novel "Prasa" dan "Kelir" langsung oleh Yon Bayu Wahyono.

Bapak Yon Bayu Wahyono penulis novel
Bapak Yon Bayu Wahyono penulis novel "Kelir" dan "Prasa". sumber dokumentasi pribadi

Yon Bayu Wahyono juga mengucapkan banyak trimakasih kepada semua penontom, teman dan juga keluarganya yang sudah selalu mensupport ia dalam membuat karya terutama "Kelir" dan "Prasa". Dan menjadi sebuah kebanggaan dan Impian karena selama ini mas Yon ingin sekali meletakan karya tulisannya di salah satu galeri di Taman Ismail Marzuki dan hal itu terjawab sudah dengan dua karyanya "Kelir" dan "Prasa". Dengan dua putrinya yang menemani ia berfoto Bersama sebelum turun dari podium.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun