Mohon tunggu...
Nursyifa Adillah
Nursyifa Adillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengimplementasikan Kalimat Efektif dalam Berkomunikasi

25 Mei 2023   11:17 Diperbarui: 25 Mei 2023   11:20 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian berkomunikasi menurut KBBI ialah mengadakan pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara. Bahasa merupakan perantara yang digunakan untuk berkomunikasi. Oleh sebab itu, ketika berkomunikasi diperlukan bahasa atau kalimat-kalimat yang efektif sehingga dapat dipahami dengan baik maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh pembicara ataupun penulis.

Menurut Parto (2020), penyusunan kalimat harus memperhatikan aturan-aturan bahasa yang berlaku. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kalimat, yaitu keberadaan unsur yang wajib ada dalam kalimat, kaidah ejaan, dan pemilihan kata yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang disusun dengan baik dari segi tata bahasa dan logika yang tepat dan mudah dipahami oleh orang lain dengan akurat merupakan kalimat yang efektif. Sebagai umpama, kalimat "Wahai Ibu yang saya hormati, sudilah kiranya Ibu memberitahukan kepada saya berapakah gerangan harga satu kilogram telur ayam ini?" secara gramatikal kalimat tersebut tidak bermasalah, akan tetapi kalimat tersebut akan menjadi kurang efektif apabila digunakan ketika berbelanja di pasar. 

Penggunaan kalimat efektif sangat penting dalam fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Setiap kalimat terlibat dalam proses decoding dan encoding (penyampaian dan penerimaan). Pesan yang disampaikan dan diterima dapat berupa pemikiran, ide atau gagasan, pesan, pengertian, atau informasi. Kalimat dapat dianggap efektif jika mampu memfasilitasi proses penyampaian dan penerimaan dengan baik. Kalimat yang efektif dapat menggambarkan isi atau maksud dengan jelas dan lengkap dalam pikiran komunikan, persis seperti yang dipikirkan oleh komunikator.

Syarat-syarat dalam kalimat efektif adalah sebagai berikut:

  • Memiliki kesesuaian, antara subjek, predikat, kata penghubung di dalam maupun antara kalimat.
  • Mempunyai kesejajaran/parelelisme: kontruksi bahasa dalam susunan serial.
  • Mengedepankan penekanan pada kalimat, dengan menggunakan pengulangan subjek kalimat, kata-kata yang mirip, dan pemilihan kata yang tepat.
  • Menggunakan ragam kalimat yang berbeda, seperti dalam hal posisi, aktif-pasif, deduktif-induktif, dan panjang-pendeknya kalimat.

Menurut Trismanto (2016), ciri-ciri kalimat efektif antara lain:

  • Kelugasan, contohnya pada kalimat "Terus meningkatnya permintaan terhadap produk shutlecock, mau tidak mau memaksa industri bola bulu tangkis menambah produksinya dan lebih meningkatkan mutu bola itu sendiri." dianggap tidak efektif karena penggunaan frasa 'mau tidak mau' dan kata 'sendiri' dalam frasa 'bola itu sendiri'. Sehingga, kalimat efektifnya dapat dituliskan menjadi "Peningkatan permintaan terhadap produk shutlecock, memaksa industri bola bulutangkis menambah produksi dan meningkatkan mutunya".
  • Ketepatan, contohnya pada kalimat "Rumah seniman yang antik itu dijual dengan harga murah." dianggap tidak efektif karena frasa yang antik dalam 'Rumah seniman yang antik itu' memiliki lebih dari satu makna, yaitu 'yang antik' itu rumahnya atau 'yang antik' itu senimannya. Sehingga, kalimat tersebut perlu diubah menjadi kalimat "Rumah antik milik seniman itu dijual dengan harga murah.".
  • Kejelasan, contohnya pada kalimat "Pemerintah secara eksplisit berniat mengatur agar setiap orang di negeri ini mendapatkan layanan kesehatan dasar secara cuma-cuma, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan santunan akibat kecelakaan." dinilai belum  tepat karena kalimat tersebut belum menunjukkan keapikan struktur. Hal ini disebabkan 'mengatur' merupakan verba transitif yang seharusnya langsung diikuti objek yang berupa nomina atau frasa nominal (setiap orang di negeri ini) dan bukan diikuti oleh keterangan anak kalimat. Selain itu, agar pada kalimat tersebut seharusnya mendahului verba mendapatkan bukan mendahului orang di negeri ini. Sehingga, kalimat efektifnya menjadi "Pemerintah secara eksplisit berniat mengatur setiap orang di negara ini agar mendapatkan layanan kesehatan dasar secara cuma-cuma, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan santunan akibat kecelakaan.".
  • Kehematan, contohnya pada kalimat "Dia berkuliah di sini mulai sejak dari satu tahun yang lalu." dinilai kurang tepat karena mengandung pemborosan kata, yaitu adanya kata mulai, sejak, dan dari yang merupakan kata bersinonim, demikian juga kata adalah dan merupakan. Kalimat tersebut akan lebih efektif jika diganti menjadi "Dia berkuliah di sini sejak satu tahun yang lalu.".
  • Kesejajaran, contohnya pada kalimat "Tugas tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan keberterimaan produk nasional, mendorong produktivitas dan daya guna produksi, serta menjamin mutu barang dan jasa sehingga meningkatkan daya saing" dinilai kurang efektif karena penggunaan konjungtor serta menuntut bentuk verba harus satu tipe. Agar menjadi kalimat efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi kalimat "Tugas tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan keberterimaan produk nasional untuk mendorong produktivitas dan daya guna produksi serta untuk menjamin mutu barang dan jasa sehingga meningkatkan daya saing".

Referensi:

Parto, P. (2020). Berkomunikasi Efektif dengan Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia. Mediakom, 3(2), 167-179.

Trismanto, T. (2016). Kalimat efektif dalam berkomunikasi. Bangun Rekaprima: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa, Sosial dan Humaniora, 2(1, April), 3-40.

Zalzabila, A. N, dkk. (2020). Mengaplikasikan Kalimat Efektif dan Merevisi Kalimat Menjadi Efektif: Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Penggunaan Kalimat Efektif. YPSB STIKES SUMBAR. Diakses melalui Google Scholar pada 25 Mei 2023 pukul 09.14 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun