Mohon tunggu...
Nur Syarifah Kusumawati
Nur Syarifah Kusumawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Biologi Universitas Sebelas Maret

Biology scientist

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Artificial Intelligence (AI) dalam Kehidupan Mahasiswa: Kabar Baik atau Buruk?

29 Oktober 2023   09:35 Diperbarui: 29 Oktober 2023   19:36 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Teknologi kecerdasan buatan atau yang kerap kita sebut dengan istilah AI (Artificial Intelligence) adalah teknologi yang memungkinkan mesin dan komputer untuk meniru kemampuan manusia dalam berpikir, belajar, dan mengambil keputusan. Istilah AI ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy dalam konferensi AI pertama yang diselenggarakan di Darmouth College. Teknologi AI saat ini sudah banyak dijumpai di berbagai bidang kehidupan manusia. Kemudahan dan keefisienan menjadi hal yang ditawarkan oleh teknologi ini. 

Berbagai lapisan masyarakat mulai tertarik menggunakan teknologi AI untuk mempermudah pekerjaan mereka, tanpa terkecuali mahasiswa. Mahasiswa dengan segudang tugasnya tentu merasa sangat terbantu dengan adanya teknologi ini. Sebut saja ChatGPT, Grammarly, Resoomer, QuillBot, dan masih banyak lagi. Lalu apakah kehadiran teknologi AI ini akan menjadi kabar baik atau justru merupakan kabar buruk?

Tentu saja ada banyak pandangan yang berbeda dalam menanggapi fenomena kemajuan zaman ini. Pendapat yang pro menyatakan bahwa maraknya penggunaan teknologi AI ini membawa pengaruh baik bagi mahasiswa karena dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan digital skills yang sangat diperlukan di era digital saat ini. Pengembangan digitalisasi pendidikan merupakan poin penting dalam bidang pendidikan yang akan terbantu dengan adanya teknologi AI. 

Selain itu, teknologi AI dapat membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga dapat mempersingkat dan menambah keefisienan waktu pengerjaan. Sifatnya yang fleksibel memungkinkan mahasiswa mengaksesnya dimanapun dan kapanpun. Kemudahan akses ini dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mempelajari materi pembelajaran diluar waktu perkuliahan. AI dapat membantu mahasiswa menemukan informasi-informasi yang diperlukan. 

Ruang lingkup yang sangat luas membuat AI memiliki kemampuan memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya dan membantu memberi jawaban dari berbagai persoalan. AI bekerja sesuai dengan instruksi yang telah diprogramkan, kemudian dalam waktu singkat dapat menyajikan solusi dan pemecahan masalah. 

Data yang diperoleh dari teknologi AI ini detail dan akurat sehingga banyak mahasiswa lebih memilih menggunakan AI dalam memperoleh data dan informasi. Mahasiswa yang bijak tentunya akan memanfaatkan teknologi AI dengan sebaik-baiknya dan dalam porsi yang tepat. Penggunaan teknologi AI yang tidak tepat dan bertanggung jawab akan menimbulkan dampak-dampak negatif yang dapat menjadi boomerang bagi penggunanya sendiri.

Setiap hal pasti memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing, begitu juga dengan teknologi AI. Terdapat beberapa pendapat yang kontra terhadap adanya teknologi AI ini. Mereka menyebutkan bahwa dengan adanya AI justru membuat mahasiswa menjadi malas dan menyepelekan pekerjaan yang diberikan. AI juga dapat membuat mahasiswa menjadi individualis karena minim diskusi dan interaksi antar mahasiswa. 

Penggunaan AI yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kecanduan yang nantinya akan menimbulkan sifat ketergantungan. Ketergantungan pada teknologi AI dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri terhadap jawaban dari hasil pemikirannya sendiri. Kemudahan yang ditawarkan AI juga dapat menurunkan kemampuan berpikir mahasiswa sehingga pola pikir dan kreativitasnya menjadi tidak berkembang. 

Selain itu, penggunaan teknologi AI secara berlebihan akan membuat literasi mahasiswa semakin menurun, dan mahasiswa akan kehilangan keterampilan dalam mengolah dan menganalisis data. AI memiliki daya tarik yang membuat atensi mahasiswa lebih memilih menggunakan teknologi AI ketimbang membaca referensi dari jurnal atau buku. “Kalau ada yang mudah dan praktis, kenapa tidak?” Kurang lebih begitulah isi pikiran mahasiswa yang mulai kecanduan dengan penggunaan teknologi AI ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran AI membawa banyak kemudahan bagi mahasiswa, namun etika dan sikap yang baik tetap diperlukan untuk menghadapi kemajuan zaman yang pesat ini.

Dampak baik maupun buruk yang ditimbulkan oleh adanya suatu teknologi tentunya tidak lepas dari bagaimana cara kita menyikapinya. Hal apapun yang digunakan secara berlebihan akan berakibat tidak baik seperti halnya kecanduan kepada teknologi AI ini. Menurut Nick Bostrom, seorang Director of Oxford’s Future of Humanity Institude, AI dapat beubah menjadi ‘jahat’ bahkan dapat membinasakan umat manusia. 

Sementara Bill Gates, selaku pendiri Microsoft, lebih memilih untuk menyikapi teknologi AI dengan sikap yang lebih hati-hati. Ia juga menyebutkan bahwa AI dapat memiliki dampak positif jika dikelola dengan baik. Teknologi AI ini sejatinya diciptakan untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia, maka sudah semestinya peran manusia disini adalah sebagai pengendali, bukan malah dikendalikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun