Mohon tunggu...
Nur Syamsi Anwar
Nur Syamsi Anwar Mohon Tunggu... -

Mahasiswi kelahiran Makassar, 29 Juli 1997, akrab dipanggil dgn nama Syamsi. Penulis Menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa kecil, yaitu Barombong, tepatnya di Ujung perbatasan kota Makassar, Gowa dan Takalar, Jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Memasuki masa pendidikan, penulis sekarang menimbah ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan mengambil studi khusus Hukum Ekonomi Syaria'ah, dengan niat ingin memperbaiki sistem ekonomi yang kapitalis menjadi syariah dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi yang mengubah dunia. Tapi, sebelum mengubah dunia, penulis sadar yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri. Maka jadilah diri sendiri. karena dengan menjadi diri sendiri kita tak akan membohongi hati dan juga orang disekitar kita. APD @Cahaya 15 05

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Coretan Kisah

16 September 2017   17:59 Diperbarui: 16 September 2017   18:04 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Izinkan aku hanya membaca kisah cinta ini. 

Jangan biarkan aku menjadi pemerannya. Karna akan begitu sulit bagiku keluar dari dalamnya. 

Ia, hanya membacanya telah membuat air mata ini berlinang. 

Setiap bab, setiap halaman dan setiap paragrafnya begitu indah dan menyentuh hati. Semua berisi pengalaman, semua berisi tantangan hidup, tentang cinta, Bakti, ketaatan dan kebebasan. 

Kisah ini tertulis indah dibuku harianku. Tentang indahnya bersahabat, indahnya berbagi dan sakitnya pengharapan. 

Tulisan-tulisan masa lalu yg kini dirubah satu persatu. Kini kisahnya bertuliskan Taat, istiqamah, melepaskan dan mendoakan.

Dari perjalanannya menelusuri waktu. Ada banyak kisah hidup yg kini ia pahami. Dan  kini iapun tau makna menunggu. Ia satu hal yg di petik dari kisah itu

 " Menunggu itu membosankan, tapi menunggu sambil memantaskan diri itu lebih menyenangkan".

Dihalaman berikutnya tertuliskan tentang Niat dan janji. Ikhlas dan kesabaran, entah bagaimana semua itu tertata dengan rapi dan dengan bahasa yang gemulai.

Stop, cukup sampai disini kisah ini tertulis. Bagian akhir cerita yg menyayat hati dan masih penuh tanda tanya. Dimana, kapan, dan siapa? Semuanya belum terjawab. Inilah tantangan dan inilah perjuangannya.

Coretan kisah

APD

@Cahaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun