Mohon tunggu...
Nur Syahrini Nasution
Nur Syahrini Nasution Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/Universitas Negeri Medan

Artikel ini akan membahas tentang kepedulian seorang mahasiswa terhadap dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Pendidikan Karakter terhadap Akhlak Peserta Didik Selama Pandemi Covid-19

29 November 2022   11:41 Diperbarui: 29 November 2022   11:45 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Nur Syahrini Nasution, NIM 4202111016

Dosen Pengampu : Dr. Edy Surya, M.Si

Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan

Dunia pendidikan merupakan dunia yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan. Pendidikan merupakan pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

Orang yang mengajarkan pendidikan kepada orang lain disebut juga dengan pendidik. Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa jenjang pendidikan yang harus dilalui oleh seorang peserta didik. Mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan lanjut ke perguruan tinggi. 

Semua proses dalam pendidikan telah diatur dan dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sehingga dunia pendidikan harus memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2019, Indonesia mengalami musibah yaitu dengan adanya Covid-19 yang telah memasuki kawasan Indonesia. Covid-19 ini berasal dari sebuah Negara yaitu China. Hal ini tentu berdampak pada semua kalangan masyarakat Indonesia, khususnya pada dunia pendidikan. Berdasarkan peraturan Kemendikbud pada saat itu, kegiatan sekolah dilakukan secara daring (dalam jaringan) mengingat penyebaran virus covid-19 yang sangat cepat. Peraturan ini terhitung tahun 2019. Pembelajaran daring pun berlaku pada setiap jenjang pendidikan, tak terkecuali jenjang apapun.

Karakter merupakan hal yang mendasari seseorang berperilaku terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Karakter ditunjang berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka akan semakin kuat pula karakter ataupun kepribadian yang dimilikinya. 

Sebagian orang mendefinisikan karakter sebagai sifat yang dimiliki seseorang. Namun sifat disini perlu ditelaah kembali, apakah sifat yang baik atau justru sifat yang buruk pula. Penentuan baik atau buruknya karakter termasuk kedalam definisi akhlak. Akhlak menunjukkan bahwa tujuan puncak pendidikan adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku peserta didik. Karakter positif ini tidak lain adalah sebuah penjelmaan. 

Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga siswa menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Karakter sejatinya menuntut kepada yang baik, namun tak jarang bagi segelintir orang yang memiliki karakter yang kurang baik justru akan menjadi perhatian bagi banyak orang.

Setelah mengetahui definisi pendidikan karakter dan akhlak secara mendalam, mari kita bahas pentingnya pendidikan karakter untuk membangun akhlak yang baik pada peserta didik. Peserta didik adalah sekumpulan orang yang ingin menuntut ilmu pada jenjang taman kanak-kanak hingga menengah atas. Mulai dari taman kanak-kanak sebenarnya sudah ditanamkan kepada peserta didik tentang pendidikan karakter ini sehingga mampu terbentuk akhlak yang baik pula. Salah satu contoh kecilnya adalah berdo`a sebelum belajar. 

Dapat kita temui bahwa disetiap hendak memulai pembelajaran terlebih dahulu seorang guru harus membimbing peserta didiknya untuk berdo`a. Kegiatan seperti ini tentu dapat membentuk karakter peserta didik sehingga akhlak yang terbentuk juga akhlak yang baik karena sebelum melakukan aktivitas, contohnya saja belajar selalu mengaitkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. 

Terlebih lagi ketika berpapasan kepada guru di lingkungan sekolah, peserta didik juga harus memiliki etika, sopan dan santun terhadap guru, teman sebaya maupun kepada lingkungan sekitarnya. Pendidikan karakter seperti ini tentu banyak ditanamkan pada jenjang taman kanak-kanak hingga pada sekolah dasar.

Berbeda kasus semenjak Kemendikbudristek mengeluarkan surat edaran bahwasanya sekolah dilakukan secara daring (dalam jaringan). Semua jenjang pendidikan tanpa terkecuali juga melalukan hal demikian. Pembelajaran secara daring di dunia maya ini dianggap belum mampu memaksimalkan pendidikan karakter yang ingin dibentuk sehingga akhlak yang dimiliki juga kurang baik jika dibandingkan dengan sekolah secara luring (luar jaringan). Hal ini dibuktikan pada saat pembelajaran daring, masih banyak peserta didik yang tidak mempersiapkan segala keperluan untuk belajarnya. 

Mulai dari buku, alat tulis sampai kendala jaringan juga menjadi masalah yang sering terjadi. Tentu ini menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mengingat bahwa peraturan yang dikeluarkan itu ternyata berdampak buruk terhadap pendidikan karakter yang terbentuk.

Lemahnya pendidikan karakter ini juga dapat dilihat pada aktivitas sosial yang terjadi antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik lainnya, dan peserta didik dengan lingkungannya. Pembelajaran secara daring menuntut segala aktivitas dapat dilakukan di dalam rumah saja, tidak bepergian keluar rumah sehingga menyebabkan kerumunan yang lebih banyak, dan menjaga penyebaran Covid-19 yang sangat cepat terjadi. Hal ini justru mengakibatkan dampak buruk bagi pendidikan karakter peserta didik.

Tuntutan yang demikian membuat peserta didik merasa lebih nyaman ketika  belajar sendiri dirumah mereka tanpa berinteraksi langsung kepada guru, teman-teman sekelas dan lingkungan sekolahnya. Hal ini dapat memberikan efek buruk yaitu kurang memberikan rasa empati kepada guru dan teman-temannya serta kurang memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka sangat penting diperhatikan lebih lanjut tentang pentingnya pendidikan karakter terhadap akhlak yang terbentuk selama pandemi Covid-19. Salah satu hal positifnya yaitu ketersediaan waktu yang cukup panjang bagi peserta didik untuk melakukan segala aktivitas didalam rumah  sehingga diharapkan peserta didik lebih leluasa untuk mengeksplor segala sesuatu yang dapat menunjang pendidikannya. 

Lebih lanjut dibahas tentang akhlak yang ingin dibentuk pada saat pembelajaran daring diterapkan adalah pentingnya kesadaran peserta didik dalam memaksimalkan waktu yang digunakan untuk belajar dengan waktu yang digunakan untuk beribadah sesuai agama yang dianut. Hal ini juga menjadi tanggungjawab orangtua untuk mengarahkan dan mengkondisikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan selama pembelajaran daring di rumah saja. Mulai dari mempersiapkan sarapan pagi, memberikan ruang belajar yang nyaman untuk menunjang proses pembelajaran daring, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berguna untuk memperkuat iman dan akhlak peserta didik tersebut.

Dengan adanya pendidikan karakter walaupun pembelajaran dilakukan secara daring yang menuntut peserta didik berada dirumah saja selama pandemi covid-19 diharapkan mampu membentuk akhlak yang baik bagi peserta didik tersebut. Mengingat pentingnya pendidikan karakter ini berpengaruh pula pada akhlak yang terbentuk dan tertanam dalam diri peserta didik tersebut. 

Pendidikan karakter ini harus mampu ditanamkan kepada peserta didik baik jenjang taman kanak-kanak hingga menengah ke atas. Terbentuknya karakter yang kuat mampu memberikan dampak yang positif pula terhadap akhlak yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik tersebut memiliki akhlak yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun