Oleh karena itu, peluang kerja seorang Farmasis begitu luas yang dapat mencakup seluruh aspek kehidupan di dunia ini.
Dalam program Indonesia Sehat 2025, Farmasis memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan Indonesia menjadi negara sehat. Bagaimana tidak? Seluruh bidang kesehatan pada akhirnya akan menujut ke obat - obatan sebagai salah satu faktor penyembuhannya.Â
Di mana perlu kita ketahui bahwa tidak semua obat merespon tubuh manusia maupun makhluk hidup lainnya dengan baik sebab ada beberapa kondisi dimana obat tersebut menyelesaikan satu permasalahn namum memberikan masalah lain atau efek samping yang membuat bagian tubuh atau organ lain menjadi tidak sehat. Dan setiap obat yang dibuat tidak memberikan dampak yang sama di setiap orang yang mengkonsumsinya walaupun penyakit yang dideritanya sama. Mengapa? Sebab fungsi tubuh atau organ pada setiap manusia memiliki perbedaan masing - masing.
Sehingga tenaga kefarmasian yaitu seorang Farmasis sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Sebab selain tenaga kefarmasian tidak ada yang lebih tahu mengenai seluk beluk obat dan bagaimana responnya terhadap tubuh. Lalu peran Farmasis di masa kini maupun masa depan guna menyongsong Indonesia Sehat 2025 yaitu berperan dalam memajukan sediaan - sediaan obat yang ada saat ini sehingga dampak atau efek samping yang masih menggerogoti kehidupan penderita penyakit dapat semakin terminimalisir.Â
Kemudian peran seorang farmasis dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada seluruh masyarakat umum terkait pentingnya menjaga konsumsi obat yang digunakan. Sebab obat adalah racun yng memiliki takaran yang tepat sehingga penggunaan obat sendiri merupakan jalan terakhir yang harus digunakan oleh seluruh manusia. Sebab mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk masa yang akan datang, disinilah Farmasis berperan agar slogan "mencegah lebih baik daripada mengobati" dapat direalisasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga target maupun tujuan dari Indonesia Sehat 2025 ini dapat tercapai.
Selain sebagai penydia maupun pembuat obat - obatan, seorang Farmasis memiliki peran dan tanggung jawab untuk memberikan informasi langsung kepada pasien maupun keluarga pasien dalam pemnggunaan obat maupun kandungan serta bahaya dan tindak lanjut dari penggunaan obat tersebut. Mengapa hal itu penting? Sebab sebagaimana yang kita ketahui bahwa obat adalaha racun, sehingga pentingnya informasi terkait tata cara peminuman ataupun konsumsi obat tersebut agar masyarakat tidak terjatuh dalam bahaya penggunaan obat yang dapat menimbulkan kecelakaan medis.Â
Saat ini kurangnya informasi terkait tata cara peminuman obat yang benar seusai kode - kode yang terdapat di setiap obat. Misalnya saja penggunaan kode pada obat. Contohnya seperti kode a.c. yang merupakan singkatan dari ante coenamdimana obat yang memiliki kode ini dinjurkan dikonsumsi sebelum makan. Adapun kode d.c yang merupakan singkatan dari deurante coenam dimana obat yang memiliki kode ini dikonsumsi pada waktu konsumen sedang makan. Namun saat ini, masayarakat Indonesia masih sangat minim pengetahuaannya terkait hal - hal seperti ini sehingga banyak terjadi kesalahan dalam mengkonsumsi obat - obatan. Dampaknya membuat obat tidak bekerja secara maksimal dalam metabolisme tubuh.
Sewajarnya penentun pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh apoteker menggunakan hasil diagnosa yang ditentukan oleh dokter. Mengapa seperti itu? Sebab dokter hanya sekedar tahu mengenai obat untuk jenis penyakit saja. Sedangkan sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap orang memiliki riwayat tubuh yang berbeda, memiliki keaadaan fungsional organ yang berbeda serta keterlibatan obat yang digunakan terhadapat setiap tubuh manusia itupun berbeda.Â
Sehingga pengetahuan dokter yang terbatas dalam bidang obat - obatan tidak begitu dalam dan spesifik untuk memberikan pelayanan terkait obat - perobatan kepada pasien. Untuk itu peran Farmasis di masa depan dalam menyongsong Indonesia sehat 2025 yaitu untuk memberikan pelayanan terbaik terkait obat dimana bukan lagi dokter yang terjun langsung meresepkan obat dan apoteker yang membaca resep. Tapi apotekerlah yang meresepkan obat berdasarkan hasil diagnosa yang diberikan oleh dokter.
Kemudian peran seorang Farmasis juga turut andil dalam pemberian informasi kepada masyarakat baik usia dewasa bahkan sampai ke usia remaja. Bukan hanya sebatas para pasien yang telah merasakan sebuah penyakit yang dideritanya namun informasi ini menjadi tanggung jawab sorang Farmasis agar bisa sampi ke seluruh masyarakat Indonesia sehingga apa yang menjadi titik focus dalam program yang dibuat oleh Kemenkes yaitu Indonesia sehat 2025 bisa terlaksana dan tercapai. Dalam pemberian informasi ini bisa dilakukan berbagai macam kegiatan mulai dari penyuluhan terkait obat - obatan dibantu oleh pihak polisi.Â
Jadi ketika polisi datang kesekolah maupun daerah - daerah untuk melakukan sosialisasi terkait narkotika, Farmasis juga bisa turut andil dalam penyampaiaan masalah obat keras yang dilarang pemakaiannya secara umum. Kemudian selain kegiatan sperti itu, bisa juga dilakukan bakti social namun di bakti sosial ini jangan hanya sekedar melakukan kegiatan pengabdian yang membantu rakyat dalam hal tensi, tes gula darah dan asma urat. Tapi dalam bakti social itu para farmasis mengenalkan apa itu dunia farmasi kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih dekat ke dunia farmasi. Dan mereka akan lebih mampu mengaplikasikan ilmu kefarmasian dalam kehidupannya sehingga masayarakat Indonesia menjadi masyarakat - masyarakat yang sehat sesuai program Indonesia Sehat 2025.